Koran Sulindo – Pembatalan kenaikan BBM jenis premium secara umum menggembirakan masyarakat. Namun di lain sisi, manajemen pemerintah harus diperbaiki.

Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hendrawan Supratikno, kepada wartawan, di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10/18).

“Manajemen pemerintahan harus diperbaiki. Namun, dari segi harga yang tidak naik, tentu masyarakat lebih senang,” kata Hendrawan.

Lebih lanjut Hendrawan menyebut pembatalan kenaikan harga premium dilakukan bukan untuk menjaga elektabilitas Presiden Jokowi di Pilpres 2019 namun menjaga daya beli masyarakat.

Menurutnya, penundaan penundaan kenaikan harga premium tentu berdampak pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018.

Meski begitu Hendrawan meyakini pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut APBN 2018 masih terjaga.

“Sedikit megap-megap, sedikit ngos-ngosan. Tapi, kalau saya dengar apa yang disampaikan  Sri Mulyani masih manageable,” katanya.

Di sisi lain, menurutnya manajemen koordinasi dalam proses pengambilan kebijakan harus dibuat lebih rapi. Karenanya dibutuhkan koordinasi erat antara Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN.

“Tentu pembatalan mendadak yang dilakukan, tidak boleh terjadi lagi. Koordinasi kebijakan harus dilakukan lebih baik. Para Pembantu Presiden harus berbagi peran. Jangan semua berebut nongol pada acara-acara seremonial saja,” kata dia.

“Intinya, pertamina diharapkan lebih kreatif dalam memanajemeni kondisi yang terus berubah, dan koordinasi antara Kementerian Energi-Pertambangan, Kemenkeu dan Kementerian BUMN, diperbaiki,” ucapnya.

Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak jenis premium karena masih membutuhkan kajian mendalam sebelum menaikkan harga.

 

Presiden Joko Widodo membatalkan kenaikan harga premium. Keputusan itu disampaikan mendadak setelah Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan konferensi pers kepada media soal BBM jenis premium akan dinaikkan mulai pukul 18.00 WIB, Rabu kemarin.

Semula , kenaikan BBM premium di Jawa, Madura dan Bali (Jamali) menjadi Rp 7.000 dan di luar Jawa, Madura, Bali menjadi Rp 6.900. Hal itu disebut akan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan Pertamina. [SAE/TGU]