PERTAMINA pun kini dikabarkan tengah mengembangkan inovasi berupa stasiun penyedia listrik umum (SPLU) untuk mobil listrik. “Pilot project sudah ada di Kuningan di SPBU Pertamina Retail,” kata Direktur Pemasaran Retail Pertamina Masud Khamid di Jakarta, 31 Agustus 2018 silam.

Sebelumnya, mesin pengisian daya mobil listrik yang dinamakan Green Energy Station ini telah diuji coba di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Nantinya, di SPBU tak hanya ada bahan bakar minyak dan gas, tapi juga listrik.

Malah, rencananya juga, di SPBU Pertamina disediakan baterai cadangan untuk motor listrik. “Kalau motor listrik mau habis, silakan ke situ, tukar baterai. Kalau mau mobil, ya di-charge,” ujar Masud.

Untuk itu, Pertamina bekerja sama dengan beberapa pemegang merek besar di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Namun, Pertamina belum menargetkan berapa SPLU yang akan beroperasi.

Pertamina akan melihat dulu animo masyarakat. Juga akan selektif memilih daerah yang akan dipasang SPLU. “Kami taruh di kota-kota yang penetrasi mobil listriknya tinggi. Kan, pabrikan motor listrik mulai agresif. Teknologi kendaraan listrik sudah banyak dipakai,” tutur Masud.

Pada Juli 2018 lalu, pihak PT PLN (persero) juga menyatakan siap mendukung program pengembangan mobil listrik di Indonesia. Menurut Direktur Perencanaan Korporat PLN Syovfi Felienty, PLN siap mendukung dalam hal pasokan energinya.

“PLN pada prinsipnya sangat mendukung mobil listrik. PLN akan mendukung dari supply listriknya,” ujar Syovfi di Jakarta, 10 Juli 2018.

PLN sekarang, kata Syovfi lagi,  telah memiliki 1.000 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) di Jakarta, tapi masih low charging. Rencananya, PLN akan membuat SPLU fast charging.

“Nanti kami tentukan di mana posisi untuk fast charging. SPLU-nya tidak hanya di Jakarta, tapi di kota-kota besar lainnya di Indonesia,” tuturnya.