Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy.

Koran Sulindo – Rencana kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memindahkan markas pemenangan mereka ke Jawa Tengah dianggap hanyalah gimik politik saja.

Pandangan itu diungkap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, ketika ditanya wartawan di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12).

Politikus yang biasa disapa Romi beralasan bahwa Jawa Tengah secara historis memang sudah memiliki kedekatan ideologis dengan partai tertentu.

Ia mentamsilkan Partai Demokrat yang tidak kunjung menang di Jateng meski saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden selama dua periode. “Saya melihat itu strategi political gimik saja,” kata Romi.

Romi yang merupakan Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyebut gimik politik itu sengaja dilontarkan lawan agar tim Jokowi tak konsentrasi menggarap daerah yang menjadi basis Prabowo.

“Yaitu di Jabar, Banten, dan kemudian beberapa provinsi Sumatera yang kemarin Pak Jokowi masih kalah,” kata Romi.

Kendati menganggap gimik tim Jokowi bakal memantau seberapa serius langkah kubu lawan menggarap Jawa Tengah. Kubu Jokowi tak akan ambil pusing jika tim Prabowo-Sandiaga sekadar menyewa markas di Jawa Tengah.

Rencana kubu Prabowo-Sandiaga memindahkan markas pemenangan di Jawa Tengah ini sebelumnya diungkapkan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said.

Sudirman mengatakan, pemindahan markas itu merupakan upaya memenangkan pasangan calon nomor urut 02 itu di Jawa Tengah.

Menanggapi rencana itu Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto menilai rencana kubu sebelah justru makin membuat semangat juang Tim Jokowi-Mar’ruf makin bergelora.

Bahkan Hasto menyebut, rencana pemindahan markas pasangan penantang Jokowi-Ma’ruf itu bisa menjadi blunder.

“Rencana Sandi tersebut, justru menjadi blunder. Sebab seluruh elemen pendukung Jokowi-KH Maruf Amin justru semakin solid bersatu dan meningkatkan target pilpres dari 75% menjadi 80%,” kata Hasto awal pekan ini.

Seperti diketahui dari beberapa Provinsi di Indonesia, Jawa Tengah merupakan salah satu lumbung suara PDI Perjuangan dan Joko Widodo.

Berdasarkan data Pemilu 2014, partai berlambang banteng itu memperoleh 4.295.605 suara.

Menurut Hasto membangun loyalitas pemilih bukan proses sebulan dua bulan, namun proses berkesinambungan, memenangkan hati rakyat, melalui pikiran yang positif dan kerja nyata untuk rakyat.

Hal itulah yang selama ini sudah bertahun-tahun dilakukan oleh Jokowi.

“PDI Perjuangan konsisten melakukan langkah perbaikan dan konsolidasi organisasi, melalui kaderisasi politik, pengembangan sekolah Partai, rekrutmen tokoh-tokoh pemuda mahasiswa di komunitas juang dan menegakkan disiplin dengan sanksi pemecatan bagi prlaku tindak pidana korupsi,” kata Hasto.

Jokowi juga dianggap mampu menunjukkan kepemimpinan untuk semua, dan menggelorakan martabat kebudayaan bangsa.

Prestasi kepemimpinan Jokowi yang membangun peradaban Indonesia Raya, menurut Hasto, diapresiasi sehingga dukungan masyarakat Jawa Tengah semakin solid justru ketika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu.

“Apa yang dilakukan tim kampanye Prabowo-Sandi tersebut hanyalah taktik politik jangka pendek akibat tidak solidnya koalisi. Itu semua pengalihan isu, atas tidak solidnya tim kampanye mereka. Mereka terapkan ilmu Sun Tzu bahwa strategi terbaik adalah menyerang,” kata dia.

“Masuk ke Jawa Tengah yang dikenal guyub dengan berbagai isu yang memecah dipastikan akan kontraproduktif,” kata Hasto. [SAE/TGU]