JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan kenegaraan Presiden Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa, di Istana Presiden Jakarta, Rabu (22/10). Kunjungan tersebut menjadi momentum dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang telah terjalin selama lebih dari tiga dekade sejak dibukanya hubungan diplomatic Indonesia-Afrika pada tahun 1994.
Hubungan Indonesia dan Afrika Selatan sudah berjalan selama 31 tahun dimana hubungan tersebut diresmikan dengan pendirian hubungan diplomatik pada Agustus 1994 dan kedutaan besar Afrika didirikan di Jakarta setahun setelahnya yakni pada Januari 1995. Pada tahun yang sama, Indonesia juga membuka kedutaan besarnya di Pretoria Afrika Selatan, atau lebih tepatnya di 949 Francis Baard Street, Hatfield, Pretoria 0083.
Meski hubungan Indonesia dan Afrika secara resmi dibentuk pada tahun 90-an namun secara histori hubungan Indonesia-Afrika sudah terjalin pada abad ke 16 yakni pada 1693 dimana Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani yang saat itu diasingkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda ke Afrika Selatan pada Juli 1693 yang sebelumnya diasingkan terlebih dahulu ke Sri Langka. Karena jasanya, Syeh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2005.
Presiden Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa merupakan seorang politikus, aktivis dan pemimpin serikat dagang Afrika Selatan yang menjabat sebagai Deputi Presiden saat kepemimpinan Jacob Zuma sejak 2014. Dirinya terpilih sebagai Deputi African National Congress (ANC) saat konferensi ANC yang diselenggarakan di Mangaung pada Desember 2012. Ia juga menjadi Ketua Komisi Perencanaan Nasional dimana dirinya bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan stategis pada negara tersebut.
Ramaphosa lahir di Soweto Johannesburg pada 17 November 1952. Ia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Erdmuth dan Samuel Ramaphosa, seorang pensiunan polisi. Ia menikah dengan Dr. Tshepo Motsepe dan dikaruniai empat orang anak.
Ramaphosa sempat mengenyam Pendidikan di Universitas Afrika Selatan, Damelin dan mendapat gelar Sarjana Kejaksaan (B.Proc) pada tahun 1981.
Ramaphosa juga sempat terpilih sebagai sekretaris jenderal ANC di bawah presiden ANC Nelson Mandela dan menjadi kepala negosiator ANC selama negosiasi yang mengakhiri apartheid.
Sebelum menjadi Presiden, Ramaphosa sempat menjabat sebagai wakil presiden Afrika Selatan di bawah Presiden Jacob Zuma dari tahun 2014 hingga 2018. Pada Konferensi Nasional ke-54 ANC pada tanggal 18 Desember 2017, ia terpilih sebagai presiden ANC. Dua bulan kemudian, atau sehari setelah Zuma mengundurkan diri pada tanggal 14 Februari 2018, Majelis Nasional (NA) memilih Ramaphosa sebagai presiden Afrika Selatan.
Ia memulai masa jabatan penuh pertamanya sebagai presiden pada bulan Mei 2019 setelah kemenangan ANC dalam pemilihan umum tahun 2019. Saat menjadi presiden, Ramaphosa menjabat sebagai ketua Uni Afrika dari tahun 2020 hingga 2021 dan memimpin tanggapan Afrika Selatan terhadap pandemi COVID-19. [IQT]