Koran Sulindo – Kemenangan Bobby Nasution di Pilwalkot Medan menunjukkan betapa besarnya harapan rakyat kepada kader-kader PDI Perjuangan yang selalu mengusung kepemimpinan muda membawa semangat pembaruan ke arah kehidupan yang lebih baik. Dan yang lebih menggembirakan lagi, tak hanya di Medan, harapan besar kepada kader PDI Perjuangan juga dialami oleh masyarakat Sumatera Utara di wilayah lain.
Berdasarkan hasil quick count dan real count, serta konsolidasi data oleh Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN), sejauh ini PDI Perjuangan memiliki potensi memenangkan 16 dari 23 pilkada 2020 di Provinsi Sumut.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Bung Karno itu punya histori atau kedekatan sejarah dengan daerah Sumut. Di Sumut Bung Karno pernah diasingkan, yang mengajarkan bagaimana para pemimpin bangsa mampu menghadapi tantangan dengan tegas, tidak cengeng, tegar.
“Di Kota Medan, ada jejak rezim otoriter yang berusaha menggagalkan proses demokratisasi partai. Namun itu justru semakin memperkuat gelombang demokratisasi yang diinspirasi oleh Ibu Megawati,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Dari 16 wilayah itu PDI Perjuangan memenangkan 12 pilkada serentak 2020 di Kota Medan, Serdang Bedagai (Sergai), Pematang Siantar; Toba Samosir (Tobasa); Phakpak Barat, Humbang Hasundutan (Humbahas), Gunung Sitoli, Nias Induk,Nias Selatan, Tapanuli Selatan, Tanjung Balai, dan Mandailing Natal (Madina).
Sementara, di empat daerah lainnya masih dihitung secara ketat dengan kemungkinan keluar sebagai pemenang tetapi selisih sedikit. Yakni di Tanah Karo, Nias Barat, Labuhan Batu Selatan (Labusel), serta Labuhan Batu Induk.
“Tidak sia-sia DPP menugaskan Pak Djarot Saiful Hidayat melakukan roadshow dan konsolidasi di pekan terakhir jelang pilkada dengan membawa semangat kebangsaan yang diinspirasi oleh Bung Karno,” ujar Hasto.
Namun, diakui Hasto yang paling mengharukan adalah bahwa fenomena di Jawa Timur (Jatim) juga terjadi di Sumut. Di Jatim, dari 19 yang kami menangkan, 11 adalah kader murni partai. Di Sumut, dari 16, 11 adalah kader murni partai.
“Berarti kader murni PDI Perjuangan memang diyakini memberi harapan yang besar kepada masyarakat. Bukan hanya di Jatim tapi juga Sumut. Ini cerminan bahwa Sumut masih merah,” kata Hasto.
Artinya, sambung Hasto, semakin banyak lagi kader PDI Perjuangan yang berperan serta menambah persentase kemenangan parpol lain yang turut jadi pengusung. PDIP mengapresiasi pilihan warga Sumut terhadap kader murni kami.
“Mauliate godang (terima kasih banyak),” ucap Gasto mengutip Bahasa Batak.
Adapun kader PDI Perjuangan yang memenangkan kontestasi di pilkada Sumut, yaitu; Darma Wijaya (Ketua DPC PDIP Sergai) yang diusung bersama Gerindra, Golkar, PKB, Hanura, PPP, Partai Demokrat.
Lalu, Dosmar Banjarnahor (Ketua DPC Humbahas) yang diusung PDIP dan diikuti oleh semua partai.Lakhomizaro Zebua (Wakil Ketua DPC Gunung Sitoli) diusung semua partai.
Sawaa Laoly (Bendahara DPC Gunung Sitoli). Lalu Hilarius Duha (Ketua DPC Nias Selatan) yang diusung bersama Nasdem, Gerindra, PAN, Berkarya, PKPI, PKB, Perindo, dan Garuda.
Yaatulo Gulo (Wakil Ketua DPC Nias Induk) yang diusung bersama Golkar. Partai Pengusung: PDI Perjuangan bersama Golkar.
Bobby Nasution (fungsionaris DPD Sumut), diusung bersama Gerindra, Golkar, Nasdem, PAN, Hanura, PPP, PSI, PKB, Gelora.
Poltak Sitorus dan Tonny Simanjuntak (Fungsionaris DPC Tobasa), diusung bersama Perindo dan PKPI. H. Waris (gungsionaris DPC Tanjung Balai) diusung bersama Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS, Hanura dan Berkarya.
Asner Silalahi (fungsionaris DPC Pematang Siantar) yang diusung semua partai.
Hasto melanjutkan, harapan dan pilihan masyarakat kepada kader PDI Perjuangan itu, karena para calon kepala daerah yang diusung memang dipersiapkan dengan baik.
“Termasuk proses seleksi juga berjalan baik. Dan sebelum bertarung di Pilkada, semuanya wajib mengikuti Sekolah Partai,” ujar Hasto.
Menurut Hasto, semua ini bisa terjadi karena kepemimpinan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang sejak awal dan terus menerus memastikan partai melaksanakan sistem kelembagaan calon pemimpin.
Dengan kehadiran pemimpin seperti Joko Widodo Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, Hendrar Prihadi, hingga Mas Abdullah Azwar Anas, semakin membuktikannya.
“Ibu Megawati menitipkan salam sekaligus ucapan terima kasih kepada warga Sumut. Salam kebangsaan. Horas, Mejuah-juah, Yahowu, Ahoi, Njuah-juah,” kata Hasto. [CHA]