Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengadakan konferensi pers di Jakarta [Foto: istimewa]

Koran Sulindo – Puluhan wartawan meriung sambil menunggu sosok yang akan mengklarifikasi berbagai tuduhan yang dialamatkan padanya selama ini. Ia kemudian muncul seperti pada umumnya, santun dengan segala kewibawaannya.

Ia adalah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kesannya memang SBY sopan dan santun. Akan tetapi, ia sesungguhnya tidak demikian. Ia hanya berusaha mewujudkan kepentingan politiknya yang terpendam.

Soal ini, SBY mengakuinya. Semisal, ia memendam rasa ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo terutama untuk mengklarifikasi berbagai tuduhan. Ia akan bicara blak-blakan soal itu kepada Jokowi. Keinginannya itu seakan-akan mulia dan demi keutuhan bangsa.

Soal tuduhan makar berkaitan dengan demo 4/11 dan 212, misalnya, SBY tentu saja menolak tuduhan tersebut. Itu fitnah, katanya. Tapi, di sisi lain ia justru merasa pemerintah Jokowi salah dalam menerima informasi tentangnya. Pernyataan itu bertentangan satu dengan lainnya.

Di samping itu, SBY juga menuding ada pihak yang melarang Presiden Jokowi bertemu dengannya. Orang-orang tersebut berada di lingkaran presiden. Ia kembali mengumbar dan membalikkan situasi bahwa konon Jokowi-lah yang ingin bertemu dengannya, tapi sekitar dua atau tiga orang di lingkaran presiden melarang pertemuan itu.

“Hebat juga dua tiga orang itu bisa melarang presiden bertemu sahabatnya,” kata SBY dalam jumpa pers di kantor Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (1/2).

Meski mengeluarkan kalimat bersayap, SBY masih memendam rasa untuk bertemu Jokowi. Namun, rasa-rasanya sulit untuk mewujudkannya mengingat SBY masih saja memainkan politik pecah belah. [KRG]