Koran Sulindo – Kepolisian Singapura memberi penghargaan kepada Kanya, seorang warga negara Indonesia karena dinilai membantu memecahkan kasus pencurian saat penerbangan pesawat Jetstar pada Juni lalu. Ketika itu, Kanya menjadi penumpang pesawat tersebut yang lepas landas dari Singapura menuju Jakarta.
Kepada Channel News Asia pada Jumat (21/12), Kanya bercerita, ketika itu ia melihat 2 pria berperilaku mencurigakan. Salah satu dari pria itu duduk di seberang bangkunya. Setelah 15 menit pesawat lepas landas, Kanya melihat pria itu mulai berdiri dan meraih bagasi kabin di atasnya.
Ketika itu, lampu pesawat udara sudah menyala. Pramugari tampak bolak-balik melayani atau menawarkan makanan kepada para penumpang. Itu sebabnya, tidak ada yang curiga terhadap pria itu. Pria tersebut menggeledah tas seolah-olah yang jadi miliknya. Karena, pada tas pertama hanya ada pakaian sehingga tidak ad ayang curiga.
Pria itu kira-kira berusia 35 tahun, berpakaian rapi, kaos dengan celana panjang. Juga membawa tas travel merek Gucci. Setelah menggeledah tas pertama, pria itu lantas melanjutkan ke bagasi kabin yang lain, persis di atas Kanya. Ia mencari tas berwarna perak dan karena itu pula, Kanya mencurigai pria itu.
“Saya merasa ada yang aneh dengan pria itu. Karena ketika terbang dengan maskapai kelas ekonomi, penumpang tidak akan membawa barang banyak. Salah satu tasnya juga tidak cocok dengan profilnya,” kata Kanya.
Tas perak yang berhasil diambil pria itu berisi gawai, termasuk kamera dan banyak barang lainnya. Karena punya pengalaman bepergian, Kanya tentu saja mengetahui tempat ia menaruh barangnya. Berbeda dengan pria itu, karena setiap bagasi kabin digeledah dan tampak bingung ketika melihat barang-barang di dalamnya.
Adapun barang pertama yang berhasil diambil pria itu adalah uang tunai. Setelah itu, Kanya mengambil tindakan dengan berjalan ke depan dan memberitahukan kepada awak pesawat. Dari awak pesawat pula Kanya mengetahui ada penumpang yang kehilangan uang tunai.
Sebelum pesawat mendarat, kapten mengumumkan bahwa ketika pesawat mendarat, tidak seorang pun penumpang boleh meninggalkan pesawat karena ada situasi yang penting. Karena pengumuman itu, pria yang duduk di sebelah Kanya menjadi gugup. Begitu tiba di Jakarta, Kanya beserta korban dan istrinya dikawal keluar dari pesawat untuk melaporkan kejadian itu.
Aparat berwenang lantas membawa 2 pria berusia 49 tahun dan 55 tahun untuk ditanyai. Mereka lalu dibawa kembali ke Singapura. Keduanya lantas diketahui berangkat dari Hong Kong dan transit di Singapura untuk ke Jakarta. Dari keduanya ditemukan beberapa barang bukti berupa S$ 437, mata uang Eropa, Brasil dan Amerika Serikat.
Keduanya dituntut dengan tuduhan pencurian dan dijatuhi hukuman masing-masing 11 bulan dan 19 bulan penjara. Sejak Januari hingga September 2018, ada 13 kasus pencurian yang terjadi dalam pesawat. Tahun sebelumnya ada 19 kasus. Karena banyaknya kasus pencurian itu, pihak berwenang kerap kali mengingatkan para penumpang agar tidak melakukan kejahatan di atas pesawat. [KRG]