Polisi Prancis Tangkap Salah Satu Pemimpin Rompi Kuning

Seorang pengunjuk rasa mengenakan Rompi Kuning berdiri di lampu lalu lintas di Champs-Elysee di Paris. Foto: Benoît Tessier / Reuters

Koran Sulindo – Aparat kepolisian Prancis mulai bertindak keras terhadap para demonstran yang dikenal dalam barisan Rompi Kuning. Tindakan itu kini terwujud dalam penangkapan salah satu pemimpin gerakan tersebut pada Rabu (2/1) malam.

Menurut laporan Straits Times pada Kamis (3/1), Eric Drouet – salah satu pemimpin gerakan Rompi Kuning – ditangkap lantaran membawa senjata pada saat demonstrasi. Ia kini berada dalam tahanan. Penangkapan itu disebut sebagai bagian dar penegakan hukum.

Menteri Perekonomian Prancis, Bruno Le Maire mengatakan, penangkapan itu merupakan sesuatu yang wajar karena melanggar hukum. Itu disebut sebagai risiko. Pernyataan ini disampaikan Le Maire sebagai tanggapan terhadap kecaman kelompok kiri atas penangkapan tersebut.

Sebagai bentuk solidaritas, puluhan demonstran menunggu Drouet di dekat sebuah restoran McDonald’s di tugu Arc de Triomphe, Prancis. Drouet berprofesi sebagai sopir truk dan acap diwawancarai media massa sebagai juru bicara dari gerakan Rompi Kuning. Ia memang acap menyerukan kepada rakyat untuk bedemonstrasi menentang kebijakan pemerintah lewat akun Facebook-nya.

Demonstrasi Rompi Kuning ini dimulai dari sebuah pedesaan di Prancis pada November lalu. Aksi ini dipicu lantaran kenaikan pajak bahan bakar dan penghapusan pajak terhadap orang-orang kaya di Prancis. Demonstrasi ini kemudian membesar dan menentang secara langsung semua kebijakan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Aksi demonstrasi ini sering mendapat perlakuan represif dari aparat kepolisian Prancis. Penangkapan terhadap Drouet ini dilakukan oleh puluhan polisi huru-hara. Ia kali pertama ditangkap pada Desember lalu hanya karena membawa pentungan ketika berdemonstrasi.

Tokoh oposisi sayap kiri, Jean-Luc Melenchon melalui akun twitter-nya menyebutkan, penangkapan Eric Drouet sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan oleh Macron. Polisi bertindak demi kepentingan politik tertentu dan menargetkan penangkapan terhadap pemimpin gerakan Rompi Kuning.

Karena gerakan Rompi Kuning yang memakan waktu berminggu-minggu memaksa Macron membatalkan kebijakan kenaikan pajak bahan bakar. Ia menjanjikan bantuan langsung tunai bagi buruh penerima upah minimum dan pemotongan pajak untuk para pensiunan. [KRG]