Novel Baswedan/Republika.com

Koran Sulindo – Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan belum menemukan keterlibatan politisi di balik kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

“Belum ada, saya tidak ada komentar soal itu. Saya berbicara sesuai fakta,” kata Setyo ketika dihubungi Koran Sulindo, Jumat (12/5).

Menurut kabar yang didapat Koran Sulindo, kasus yang membuat Novel sampai sekarang masih harus meringkuk di sebuah rumah sakit di Singapura itu melibatkan seorang politisi yang kasus korupsinya ditangani Novel. Politisi itu memerintahkan penganiayaan pada Novel itu pada orang bayaran.

Kasus terkini yang ditangani Novel adalah penidikan kasus KTP elektronik. Namun Novel juga menjadi penyidik pada kasus pengadaan Al Quran di Kementerian Agama pada 2011. Pada kasus ini, KPK menetapkan tersangka baru yaitu Ketua Angkatan Muda Partai Golkar, Fahd El Fouz alias Fahd A Rafiq.

Dalam kasus penyerangan pada Novel ini penyelidikan seolah menemui jalan buntu. Sama seperti 2 orang yang sempat dicurigai sebelumnya yaitu Muklis dan Hasan, pria berinisial AL yang diduga pelaku juga dilepaskan polisi.  Setyo mengatakan hasil penyidikan secara induktif berangkat dari tempat kejadian perkara (TKP) seperti cairan dan cangkir tidak ada kecocokan dengan sidik jari AL.

“Sampai saat ini tidak ada kecocokan,” katanya.

Secara deduktif, setelah diperiksa alibinya, AL yang berprofesi sebagai sekuriti di tempat Spa kawasan Gajahmada, Jakarta Pusat, juga tidak mengarah ke bersangkutan.

“Setelah diteliti, diperiksa alibi-alibi ternyata memang tidak mengarah kepada yang bersangkutan sebagai pelaku. Jadi belum ada titik terang,” kata Setyo.

Mengenai foto AL yang diserahkan Novel menjadi petunjuk polisi juga tidak ada kaitannya dengan perkara di KPK.

“Sepengetahuan saya tidak. Beliau menyampaikan ini ada dugaan ini pelakunya, makanya kita tindaklanjuti,” katanya.

Menurut Setyo, polisi terus bekerja keras berupaya mengungkap pelaku tindakan brutal tersebut. penyiraman terhadap Novel. Setiap kasus selalu memiliki faktor keberuntungan dapat diungkap cepat dan ada yang lama.

“Ada kasus yang 3 tahun tidak terungkap, ada kasus yang dengan cepat kita ungkap. Jadi kita juga harus menghormati, penyidik ini bekerja keras, kita serius untuk menangani ini,” kata Setyo.

Keluarga Kecewa

Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan keluarga Novel Baswedan kecewa karena sampai dengan lebih dari 1 bulan pelaku penyerangan itu belum terungkap.

“Kekecewaan ini disampaikan juga pada kami,” kata Febri di gedung KPK, Jakarta, Jumat (12/5), seperti dikutip antaranews.com

KPK mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya menangani kasus tersebut.

“Karena kami memang sangat menghormati apa yang disampaikan Presiden, ada instruksi yang disampaikan oleh Presiden kepada Kapolri pada hari-hari awal setelah penyerangan tersebut, yaitu perintah kepada Kapolri untuk menuntaskan atau mencari siapa pelaku penyerangan ini,” kata Febri.

KPK khawatir jika kasus ini tak terungkap, hal-hal yang sama juga akan terjadi pada penyidik KPK lainnya maupun pada seluruh unsur masyarakat yang menjadi bagian dari upaya pemberantasan korupsi.

“Karena kita tahu teror-teror sabelumnya juga sudah pernah terjadi untuk sejumlah pihak dan tidak ada yang kita dengar sampai pelakunya diproses secara tuntas. Kekhawatiran itulah yang tentu saja kami pahami dan kami lakukan secara serius melakukan tindakan-tindakan kebih lanjut membahas bersama baik dengan Presiden atau pun Polri,” katanya.

Menurut Febri, perlu dilakukan duduk bersama untuk membahas pencarian dan bagaimana agar pelaku penyerangan itu bisa diproses lebih lanjut. [YMA/RAF/DAS]