Koran Sulindo – Dari 17 gelaran Pilkada Serentak 2018 untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, menurut hitung cepat PDI Perjuangan hanya menang di lima provinsi.
Menurut berbagai lembaga survei yang melakukan hitung cepat, PDIP menang di Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Maluku Utara.
Di Pulau Jawa yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng, PDIP kalah di Jawa Timur dan di Jawa Barat.
“Pantauan quick count, di Provinsi Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku, Maluku Utara dan Papua kami unggul sementara. Tapi tentu saja ini sangat dinamis,” kata Hasto di kantor DPP PDI Perjuangan Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu, (27/6).
Sementara di Sumatera Selatan PDIP masih memiliki peluang menang. “Bedanya sangat tipis,” kata Hasto.
Lebuh lanjut ia menambahkan menang enam dari tujuh provinsi yang menjadi target bukanlah hal buruk. “Dari target enam, kurang satu ya biasalah. Hasil rekapitulasi manual dari KPU juga belum keluar,” kata Hasto.
Pendapat serupa disampaikan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira. Baginya Pilkada Serentak 2018 adalah instrument untuk konsolidasi partai.
“Dari hasil pilkada, di samping memenangkan pilkada itu sendiri, PDI Perjuangan melihat pilkada sebagai instrumen konsolidasi partai, buat partai ini tidak sangat mengecewakan,” kata Andreas.
“Ada yang kalah, ada yang menang. Di Jateng, Bali, Sulsel, calon yang diusung oleh PDI Perjuangan menang,” kata dia.
Ia mencontohkan yang terjadi di NTT ketika calon yang diusung PDIP Marianus Sae tertahan oleh kejadian operasi tangkap tangan, Emi Nomleni yang sejatinya merupakan kader PDIP harus berjuang sendirian.
“Emi harus fight sendiri didukung oleh kader struktur, tokoh. Itu hasil yang tidak buruk,” kata Andreas.
“Selain itu, kami masih menunggu laporan quick count internal. Namun hasil-hasil hitung cepat dari berbagai lembaga kami jadikan indikasi terhadap hasil akhir yang diharapkan,” kata dia.(TGU)