Koran Sulindo – Hari ini 23 Juli tepat dimana 18 tahun lalu Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai Presiden kelima, sekaligus presiden perempuan pertama di Indonesia, dan menyandang sebutan juga sebagai Presiden Mandataris MPR terakhir.
Dalam mengemban amanat rakyat saat itu, Megawati yang juga umum PDI Perjuangan membentuk Kabinet Gotong Royong.
“Semangat gotong royong bagian intisari Pancasila itulah yang terus dijalankan oleh Ibu Megawati,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta, Selasa (23/7).
Atas dasar semangat yang sama, maka Megawati Soekarnoputri memang direncanakan bertemu dengan Prabowo Subianto. Pertemuan dalam waktu dekat itu sebagai tradisi silaturahmi yang baik untuk dijalankan oleh para pemimpin.
“Pada saat kampanye pilpres pun, hubungan antara Ibu Mega dan Pak Prabowo berjalan baik, saling menghormati dan tidak pernah terlontar hal-hal yang membuat adanya jarak. Ibu Mega percaya pada kenegarawanan Pak Prabowo. Hal yang sama dengan Pak Jokowi, kepemimpinan yang memersatukan dan diwarnai dengan dialog antar pemimpin, merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan,” ujar Hasto.
Adapun tentang kapan dan dimana pertemuan itu akan diinformasikan lebih lanjut. Terlebih, kata Hasto, pertemuan tersebut menyangkut aspek mendasar, persahabatan antar pemimpin.
Meski dalam pilihan politik berbeda, tetapi memiliki komitmen untuk berdialog dan meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. “Apapun rekonsiliasi pasca pemilu penting untuk dilakukan”.
Menurut Hasto, pertemuan tersebut jangan dimaknakan terlalu jauh dgn pembentukan koalisi. Sebab terkait koalisi pasca pilpres, fatsoennya harus dibahas bersama antara Presiden dgn seluruh ketua umum partai koalisi.
Menurut informasi, Rabu (24/7) besok, pertemuan akan berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Namun, belum jelas apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. [CHA]