Perkantoran Seharusnya Bisa Atasi Klaster Baru Virus Corona

Ilustrasi/ardiankusuma.com

Koran Sulindo — Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan, seharusnya perkantoran bisa mengatasi klaster baru virus corona atau Covid-19. Pasalnya, banyak pegawai rata-rata berpendidikan sehingga mengetahui betul risikonya.

Hal itu menanggapi perusahaan konsultan properti Knight Frank Indonesia yang mengungkapkan adanya penurunan hunian atau okupansi dari semester II 2019 sebesar 76 persen menjadi 75,9 persen pada semester I 2020.

“Semestinya mereka sudah paham bagaimana seharusnya menyikapi ancaman Covid-19 ini,” kata politikus PDIP itu dalam siaran persnya, Sabtu (1/8).

Hal tersebut, kata Handoyo, sungguh ironis karena banyak perkantoran kini telah menjadi klaster baru pandemi, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Apalagi belum vaksin ditemukan.

Menurut Handoyo, kunci kemenangan dalam perang melawan Covid-19 hanya satu, yakni disiplin yang tinggi dalam mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah khususnya menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

Maraknya penyebaran wabah virus corona di perkantoran ini menjadi keprihatinan bersama. Semua pihak, kata Handoyo, baik pihak perusahaan, maupun karyawan harus bersama-sama meningkatkan kewaspadaan.

“Saya ingin mengimbau, khususnya kepada para pekerja di perkantoran, mulai lah mendisplinkan diri sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Kenyataan yang mengkhawatirkan ini harus jadi proses pembelajaran bersama agar kasus klaster perkantoran ini tidak semakin parah,” ucap Handoyo.

Dikatakan Handoyo, masih sering dalam rapat di kantor jarak di antara peserta terabaikan sehingga kerap kali saat berbicara masker sengaja dibuka.

Sebelumnya, tingkat hunian di perkantoran, seperti yang bisa diprediksi turun menjadi 75,9 persen. Hal ini juga diikuti harga sewa yang cenderung turun dan berada di bawah tekanan di semua kelas yang ada.

Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat menuturkan tingkat kekosongan ruang perkantoran Jakarta mencapai 24,1 persen dan ada serapan 81.699 meter persegi jumlah ruang pada periode ini.

Senior Associate Director konsultan properti Ferry Salanto menyatakan, pengelola gedung perkantoran pada masa pandemi Covid-19 ini harus dapat memaksimalkan penerapan protokol kesehatan yang tepat, dan selaras kemampuan pihak penyewa dalam rangka meningkatkan fokus okupansi atau tingkat hunian bangunan yang mereka kelola.

“Maksimalkan protokol kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa aman,” kata Ferry.

Menurut Ferry, pada masa pandemi yang sangat mempengaruhi kinerja perekonomian nasional di berbagai pihak, maka prioritas utama yang harus difokuskan oleh pengelola perkantoran adalah meningkatkan okupansi gedung mereka.

Apalagi, kata Ferry bahwa biasanya suatu gedung perkantoran itu harus memenuhi hingga sekitar 60 persen hanya untuk memenuhi biaya beban operasional mereka dalam menjalankan pengelolaan gedung tersebut. [WIS]