Jakarta – Warga Amerika Serikat menggelar peringatan 5 tahun pembunuhan George Floyd, seorang pria berkulit hitam, oleh petugas polisi berkulit putih Derek Chauvin.
Menurut BBC, keluarga Floyd berkumpul di kampung halaman mereka di Houston dekat makam Floyd pada Minggu (25/05/2025) untuk sebuah acara yang dipimpin oleh Pendeta Al Sharpton.
Di Minneapolis, orang-orang mengadakan beberapa peringatan. Anggota masyarakat merencanakan kebaktian gereja pagi, upacara menyalakan lilin, dan konser gospel pada Minggu malam untuk mengenang Floyd.
Kegiatan itu merupakan bagian dari Festival Rise and Remember tahunan yang berlangsung di George Floyd Square, persimpangan tempat Floyd dibunuh dan yang sejak itu diberi nama untuk menghormatinya.
“Kini saatnya bagi masyarakat untuk bangkit dan melanjutkan pekerjaan baik yang telah kami mulai,” ujar Angela Harrelson, bibi Floyd dan wakil ketua lembaga nirlaba Rise and Remember, dalam sebuah pernyataan tentang festival tersebut.
Di Houston, tempat Floyd tumbuh dan dimakamkan, organisasi lokal merencanakan sesi puisi, pertunjukan musik, dan pidato oleh pendeta setempat.
Siapakah George Floyd?
Melansir dari NPR, George Floyd tumbuh dalam kemiskinan, kesulitan selama di sekolah, dan terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.
Kebanyakan orang yang ditemuinya mengingatnya sebagai orang yang ramah kepada semua orang, seorang pria beriman yang suka bercanda.
Star Tribune melaporkan bahwa dari tahun 1997 hingga 2009, Floyd pernah dihukum karena tindak pidana di bekas rumahnya di Harris County, Texas, atas perampokan dengan senjata mematikan, pencurian, dan beberapa kasus terkait narkoba. Dia tidak memiliki catatan kriminal serius sejak tinggal di Minnesota.
Pada malam hari tanggal 25 Mei 2020, Floyd membeli rokok di sebuah toko serba ada di Minneapolis, menurut History. Dia adalah warga asli Houston dan ayah dari lima anak.
Seorang staf toko mencurigai Floyd telah menggunakan uang kertas palsu senilai 20 dolar dalam transaksi tersebut.
Manajer toko menelepon polisi. Saat petugas tiba, mereka menodongkan pistol ke Floyd. Awalnya, ia bekerja sama saat ditangkap.
Akan tetapi, Floyd menolak dimasukkan ke dalam mobil polisi dengan alasan ia menderita klaustrofobia.
Petugas akhirnya menariknya dari mobil dan seorang polisi kulit putih Minneapolis bernama Derek Chauvin menjepitnya ke tanah selama sembilan menit dan 29 detik.
Floyd tidak responsif ketika ambulans tiba dan dinyatakan meninggal di rumah sakit setempat.
Setelah video insiden itu diunggah di Facebook, protes segera dimulai di Minneapolis dan dengan cepat menyebar ke seluruh negeri.
Chauvin Dinyatakan Bersalah
Para demonstran yang meneriakkan “Black Lives Matter” dan “I Can’t Breathe” turun ke jalan, dan departemen kepolisian di seluruh negeri menanggapi dengan taktik pengendalian kerusuhan.
Pada awal Juni, protes begitu meluas hingga lebih dari 200 kota di Amerika memberlakukan jam malam dan separuh Amerika Serikat mengaktifkan Garda Nasional.
Protes terus berlanjut dan menyebar sepanjang bulan Juni, meskipun ada pembatasan pertemuan selama pandemi COVID-19 dan perlawanan militer dari penegak hukum federal dan lokal.
Chauvin, yang memiliki setidaknya 17 pengaduan pelanggaran lainnya yang diajukan terhadapnya sebelum membunuh Floyd, ditangkap pada 29 Mei 2020 dan didakwa dengan pembunuhan tingkat dua dan tiga, serta pembunuhan tingkat dua.
Pada tanggal 20 April 2021, setelah persidangan yang disiarkan langsung secara daring dan di TV karena pandemi, juri memutuskan Chauvin bersalah atas semua tuduhan. Dia kemudian dijatuhi hukuman 22 setengah tahun penjara. [BP]