Pergantian Kekuasaan: Faktor di Balik Pemindahan Jenazah Stalin

Jenazah Joseph Stalin dipajang sementara sebelum akhirnya dipindahkan dan dikubur. (Sumber: ThoughtCo.)

Koran Sulindo – Hari ini dalam sejarah, tepatnya pada tahun 1961, jenazah Joseph Stalin yang telah dibalsem dipindahkan dari makam Lenin di Lapangan Merah Moskow dan dimakamkan secara diam-diam.

Pemindahan ini dianggap merupakan bagian dari De-Stalinisasi yang digagas oleh Nikita Khrushchev. Pada masa kepemimpinannya, Stalin bertanggung jawab atas kematian jutaan rakyatnya sendiri akibat kelaparan dan pembersihan.

Persiapan

Merangkum dari beberapa sumber, jenazah Stalin mendapat sejumlah perlakuan dan melalui rangkaian proses dramatis.

Setelah kematiannya pada tanggal 5 Maret 1953, jenazah Stalin dimandikan oleh seorang perawat dan dibawa dengan mobil putih ke kamar jenazah Kremlin, tempat otopsi dilakukan. Stalin dilaporkan meninggal karena pendarahan otak.

Setelah otopsi, jenazah Stalin disiapkan selama tiga hari. Tim ditugaskan untuk memakaikan seragam generalissimo berhiaskan kancing emas dan tanda pangkat ke jenazah Stalin. Mereka juga mengikatkan perintah negara ke dadanya.

Penampilannya ini jauh lebih mewah daripada Lenin. Hingga saat ini, jenazah Lenin mengenakan setelan hitam sipil, tanpa penghargaan atau dekorasi apa pun.

Jenazah Stalin selanjutnya dipajang sementara di Hall of Columns, ruang dansa House of Unions yang bersejarah. Ribuan orang mengantre di salju untuk melihatnya, banyak orang menangisi kepergian Stalin.

Kerumunan massa begitu padat dan kacau sehingga beberapa orang terinjak-injak, yang lain terbanting ke lampu lalu lintas, dan bahkan ada yang tercekik hingga meninggal. Sekitar 500 orang tewas saat mencoba melihat jenazah Stalin.

Pada tanggal 9 Maret 1953, sembilan pengusung jenazah membawa peti dari Hall of Columns ke kereta meriam. Jenazah Stalin kemudian dibawa secara seremonial ke makam Lenin di Lapangan Merah di Moskow.

Georgy Malenkov, seorang politikus Soviet yang menggantikan Stalin; Lavrenty Beria, kepala keamanan Soviet dan polisi rahasia; dan Vyacheslav Molotov, seorang politikus dan diplomat Soviet menyampaikan pidato.

Setelah tiga pidato itu disampaikan, peti jenazah Stalin dibawa ke makam dengan balutan sutra hitam dan merah. Pada siang hari di seluruh Uni Soviet, peluit, lonceng, senjata, dan sirene dibunyikan untuk menghormati Stalin.

Selanjutnya, jenazah Stalin dibalsem melalui proses berbeda yang memakan waktu beberapa bulan. Pada bulan November 1953, tujuh bulan setelah kematian Stalin, makam Lenin dibuka dan jenazah Stalin ditempatkan di dalam peti mati terbuka, di bawah kaca.

Khrushchev lalu memulai Destalinisasi: dia mengutuk kultus kepribadian dan kejahatan Stalin, memerintahkan penghancuran monumen Stalin di seluruh Uni Soviet, menghapus nama Stalin dari berbagai tempat, bangunan, dan lagu kebangsaan, dan menjanjikan kembalinya legalitas sosialis dan prinsip-prinsip pemerintahan partai Leninis.

Pemindahan Jenazah Stalin

Pada tanggal 24-25 Februari 1956, Khrushchev berpidato di Kongres Partai Komunis ke-20, mengungkap banyak kekejaman Stalin.

Lima tahun kemudian, sebuah keputusan diambil untuk menyingkirkan Stalin dari tempat terhormat. Dan pada Kongres Partai ke-22 pada bulan Oktober di tahun yang sama, seorang birokrat partai komunis yang terkenal, Dora Abramovna Lazurkina, berpidato.

“Kawan-kawan, saya dapat bertahan hidup di saat-saat yang paling sulit hanya karena saya membawa Lenin di hati saya, dan selalu berkonsultasi dengannya tentang apa yang harus dilakukan. Kemarin saya berkonsultasi dengannya. Dia berdiri di hadapan saya seolah-olah dia masih hidup, dan dia berkata: ‘Tidak menyenangkan berada di samping Stalin, yang telah melakukan begitu banyak kerusakan pada partai’,” katanya.

Pidato ini efektif, sebab Khrushchev segera membacakan dekrit yang memerintahkan pemindahan Jenazah Stalin. Pihak berwenang mendukung karena mereka khawatir para pengikut setia Stalin akan mengintervensi.

Maka pada tanggal 31 Oktober, jenazah Stalin dibawa keluar secara diam-diam dari Mausoleum ke laboratorium yang terletak di bawahnya dan kemudian dibawa keluar dari gedung tersebut. Tidak ada upacara atau kemeriahan selama proses tersebut, dan rakyat Soviet tidak menyadari pemindahan itu karena mereka tengah dihebohkan dengan keberhasilan uji coba Tsar Bomba di Kepulauan Novaya Zemlya.

Semua dekorasi, penghargaan, kancing emas, dan tanda pangkat dilepas dari seragam Stalin. Jenazahnya ditempatkan di peti mati kayu dan penutupnya diikat dengan paku, lalu dikubur dekat para pemimpin kecil Revolusi Rusia lainnya dan dekat dengan tembok Kremlin. Kuburannya ini separuh tersembunyi di balik pepohonan, ditutup dengan lempengan beton. Keluarga Stalin bahkan tidak hadir.

Di hari yang sama, Lapangan Merah ditutup untuk persiapan parade pada tanggal 7 November, yang menandai peringatan Revolusi Oktober 1917. Sisi-sisi Mausoleum ditutupi dengan kardus, sehingga bahkan para prajurit yang berbaris di lapangan tidak dapat melihat apa pun.

Keesokan paginya, Mausoleum dibuka lagi, tetapi hanya ada jenazah Lenin di dalamnya.

Beberapa minggu kemudian, sebuah batu granit berwarna gelap sederhana bertuliskan “J.V. STALIN 1879–1953” diletakkan untuk menandai makam tersebut. Dan pada tahun 1970, sebuah patung dada (bust) kecil ditambahkan. [BP]