Koran Sulindo – Perang Suriah tampaknya tak lama akan segera berakhir. Hanya tinggal beberapa titik yang menjadi basis kaum teroris. Pejabat UNHCR, Amin Awad mengatakan, tinggal beberapa tempat saja yang masih aktif menjadi medan perang.
“Dan beberapa kelompok teroris masih berada di Suriah sehingga kami harus berhati-hati,” kata Awad seperti dikutip sputniknews.com pada Jumat (9/11).
Ia menuturkan, di Suriah masih banyak daerah yang menjadi basis ISIS. Itu sebabnya, UNHCR agak sulit menjangkau daerah-daerah yang dikuasai ISIS itu. Perang di Suriah, kata Awad, sesungguhnya efektif telah selesai. Situasi di sana telah banyak berubah.
Tapi, karena masih ada daerah yang sulit dijangkau karena masih berada di bawah kendali ISIS. Di dekat Idlib, misalnya, pasukan pemerintah masih acap bertempur dengan kelompok teroris.
Sementara laporan Reuters menyebutkan, pasukan pemerintah pada hari ini bentrok dengan pasukan pemberontak di Provinsi Hama. Itu disebut sebagai pertempuran yang melelahkan bagi pasukan pemerintah dalam setahun terakhir.
Pasukan pemerintah bersama sekutunya menyerang pemberontak di dekat Desa Halfaya pada Kamis (8/11) malam. Pasukan pemerintah dan sekutu berhasil merebut beberapa tempat. Hasil sergapan itu berhasil menewaskan kaum militan. Setidaknya ada 22 orang kelompok militan tewas dalam penyergapan itu.
Jumlah korban tewas itu disebut tertinggi dalam beberapa bulan terakhir di kawasan itu. Namun, belum diberitakan apakah korban juga jatuh dari pihak pemerintah. Perang sering pecah di kawasan Suriah barat laut sejak adanya kesepakatan antara Rusia dan Turki pada September lalu. [KRG]