Perdana Menteri Rusia Dmitri Medvedev

Sulindomedia – Era Perang Dingin baru telah dimulai, yang didorong oleh ketegangan antara Rusia dengan dunia Barat. Demikian diungkapkan Perdana Menteri Rusia, Dmitri Medvedev.

Diungkapkan Medvedev, pada pertemuan pemimpin dunia di Muenchen, Jerman, hampir setiap hari Rusia dituduh melancarkan ancaman baru terhadap Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara lain. Ia pun mengatakan, hanya kerja sama yang teratur antara Rusia dan Amerika Serikat yang dapat mengembalikan keadaan di Suriah.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls pada acara yang sama sebelumnya mengatakan, Rusia harus menghentikan pengeboman warga sipil di Suriah jika perdamaian ingin tercipta. Valls berbicara satu hari setelah dicapainya kesepakatan sebagai usaha untuk mengakhiri perang di Suriah.

Pihak Rusia mengatakan, tidak terdapat bukti serangan udara mengenai warga sipil.

Amerika Serikat juga sebelumnya mengatakan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, berbohong jika dia berpikir terdapat jalan keluar militer bagi konflik di negaranya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Mark Toner mengatakan, rencana Presiden Assad hanya akan meningkatkan jumlah korban.

Pernyataan itu merupakan resposn atas pernyataan Assad dalam sebuah wawancara pada hari Jumat lalu (12/2/2016). Pemimpin Suriah tersebut menegaskan maksudnya untuk terus berperang sampai seluruh wilayah Suriah dikuasai.

Pertemuan para pemimpin di Muenchen sejauh ini telah menghasilan sebuah kesepakatan yang bertujuan mengakhiri permusuhan dalam sepekan ini. Namun, kelompok pemberontak mengatakan, mereka tidak akan meletakkan senjata kecuali Rusia berhenti mengebom dan didapat kepastian pemimpin Suriah akan diturunkan.

Menjelang pertemuan di München itu, sejumlah anggota Dewan Keamanan PBB juga telah menyeru Rusia agar menghentikan pengeboman Aleppo dan daerah sekitarnya. Karena, menurut mereka, aksi pengeboman merupakan aksi mendukung gerak maju pasukan pemerintah Assad dan milisi pendukung rezim Suriah. Seruan juga dilontarkan mengingat pengeboman makin meningkatkan penderitaan penduduk Aleppo yang sudah sengsara.

Sebanyak 15 anggota Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan tertutup setelah menerima panggilan dari Selandia Baru dan Spanyol, yang bersama Inggris serta Prancis mendesak Rusia untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan di kawasan yang dikepung serta melaksanakan gencatan senjata.

Memang, sejak rezim Suriah mulai mengepung Aleppo dan memutuskan jalur pertolongan dan bahan pangan, sekitar 50.000 warga Suriah yang lari ke Turki terkatung-katung di perbatasan yang ditutup Turki. PBB memberi peringatan bahwa ratusan ribu orang menghadapi risiko terputus dari bantuan kemanusiaan. [BBC/PUR]