Dimitrios Pagourtzis, 17 tahun, pelaku penembakan di SMA Santa Fe, Houston [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Aksi penembakan di SMA Santa Fe, Houston menambah daftar panjang penembakan dengan senjata api di Amerika Serikat (AS). Peristiwa itu tentu saja kembali memicu perdebatan tentang perlunya mengatur kepemilikan senjata api secara ketat di AS.

Aparat kepolisian telah mengidentifikasi pelaku penembakan di SMA Santa Fe. Ia adalah Dimitrios Pagourtzis (17 tahun), remaja pria yang dikenal pendiam. Pada Jumat pagi kemarin, Pagourtzis melepaskan tembakan ketika sedang mengikuti kelas seni. Para siswa dan staf guru berhamburan melarikan diri dari kelas dan menekan tombol alarm kebakaran.

Tidak ada yang menyangka Pagourtzis akan berbuat demikian. Seperti yang dituliskan Reuters, teman-teman sekelasnya mengingatnya sebagai remaja pria yang suka menyendiri, tenang dan suka bermain sepak bola. Ketika tiba di sekolah pada Jumat itu, teman-temannya mengingat Pagourtzis mengenakan jas hujan karena cuaca yang sedang buruk.

Soal senjata api itu, menurut Gubernur Texas Greg Abbott, Pagourtzis mengambil senjata milik ayahnya yang diperoleh secara legal. Ia juga diduga membawa bahan peledak ke sekolah. Tujuannya setelah menembaki staf dan siswa SMA Santa Fe, Pagourtzis berniat meledakkan dirinya. Bunuh diri, kata Abbott.

Masih kata Abbott, Pagourtzis juga tidak pernah melakukan tindak kriminal sehingga sejauh ini profilnya cukup bersih. Dari latar belakang keluarga, Pagourtzis dikenal sebagai jemaat aktif di Gereja Ortodoks Yunani di Texas. Bahkan pendeta di gereja tersebut sama sekali tidak menyangka Pagourtzis berbuat demikian.

“Sata tak pernah mendengar Pagourtzis terlibat dalam masalah ataupun keributan, di anak yang pendiam. Anda tidak akan mengira dia melakukan hal seperti itu,” kata pendeta tersebut.

Sementara ini, korban penembakan Pagourtzis mencapai sekitar 10 orang. Ia karena itu didakwa dengan tindakan pembunuhan massal sehingga ia tidak akan mungkin dibebaskan dengan jaminan. [KRG]