Ilustrasi/setkab.go.id

Koran Sulindo – Badan Pusat Statistik menyatakan selama periode Maret hingga September 2016 persentase kemiskinan menurun, namun jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sementara di perdesaan turun.

Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan pada September sebanyak 10,49 juta orang (dari 10,34 juta orang pada Maret 2016). Sementara di perdesaan jumlah penduduk kini sebanyak 17,28 juta, turun sebanyak 0,39 juta orang dari 17,67 juta orang pada Maret 2016.

Kepala BPS Suhariyanto, melalui siaran pers mengatakan peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

“Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2016 tercatat sebesar 73,19 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2016 yaitu sebesar 73,50 persen,” kata Suhariyanto.

Adapun jenis komoditas makanan yang berpengaruh terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun  di perdesaan antara lain`beras, rokok, daging sapi, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, bawang merah, dan tempe.

Sementara itu, untuk komoditas bukan makanan yang terbesar pengaruhnya adalah biaya perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan. [BPS/DAS]