Sukiman Wirjosandjojo (1898 - 1947). (Foto: Sulindo/Iqyanut Taufik)
Sukiman Wirjosandjojo (1898 - 1947). (Foto: Sulindo/Iqyanut Taufik)

Jakarta – Tradisi menjelang hari raya Idul Fitri menjadi hal yang paling dinantikan bagi masyarakat Indonesia, pasalnya setiap menjelang Idul Fitri para pekerja di Indoensia akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). Tahukah kalian siapa pencetus usulan mengenai THR ini?

Soekiman Wirjosandjojo merupakan orang yang mencetuskan sistem tunjangan hari raya ini. Lelaki yang lahir di Surakarta 19 Juni 1898 ini merupakan Perdana Menteri ke 6 Indonesia yang menjabat kurang lebih 1 tahun yakni 27 April 1951 sampai 3 April 1952.

Soekiman Wirjosandjojo juga merupakan pendiri dan ketua umum Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau lebih dikenal sebagai Masyumi yang didirikan pada 24 Oktober 1943 dalam upayanya mengendalikan umat Islam di Indonesia kala itu.

Soekiman lahir dari keluarga pedagang beras yang menempuh pendidikan di sekolah medis STOVIA di Batavia sebelum ahirnya melanjutkan pendidikan ke Belanda di Universitas Amsterdam di Belanda, jurusan Kedokteran dengan spesialisasi penyakit dalam dan sempat mejadi anggota Perhimpunan Indonesia (PI).

Sepulang dari Belanda Soekiman menjadi seorang dokter. Diluar karir medisnya, soekiman aktif dalam organisasi, terutama dalam organisasi Islam seperti Sarekat Islam (SI) dan Majelis Islam A’la Indonesia.

Soekiman juga aktif dalam organisasi Pusat Tenaga Rakyat (PTR) hingga ditunjuk menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Di era Pemerintahan Presiden Pertama Indonesia, Soekiman pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri serta ikut dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda.

Soekiman menjadi Ketua Umum Partai Masyumi setelah kongres perdana partai pada November 1945 namun dalam perjalannya posisi ketua umum ini digantikan Mohammad Natsir dan Soekiman menjabat sebagai Perdana Menteri menggantikan Natsir setelah membentuk koalisi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Sebagai Perdana Menteri, Soekiman  pernah mengeluarkan kebijakan mencangkup Nasionalisasi Bank Indonesia dan dimulainya sistem tunjangan hari raya untuk para pegawai pemerintah.

Dalam hal diplomatik Soekiman mencoba meningkatkan hubungan dengan blok barat, khususnya Amerika Serikat. Disisi lain hubungan diplomatik Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) justru cenderung memburuk sebab Soekiman menganggap RRT merupakan pihak yang mendanai dan mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kubu Soekiman dan Natsir di dalam partai Masyumi ada pertentangan dan perselisihan yang menjadikan jatuhnya kabinet Soekiman setelah skandal perundingan antara Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle Cochran.

Soekiman menghembuskan nafas terahirnya pada tanggal 23 Juli 1947 di Yogyakarta dan dimakamkan di Makam Taman Siswa Yogyakarta, seperti permintaannya sewaktu masih hidup agar nanti ketika meninggal dirinya ingin dimakamkan di dekat makam Ki Hadjar Dewantara. [IQT]