Koran Sulindo – Direktur Operasi Badan SAR Nasional Brigjen Rasman MS mengatakan, pihaknya tengah memfokuskan pencarian perekam suara pesawat Sriwijaya Air SJ182 di bawah air.

“Fokus pencarian kita lebih kepada bawah air, kita bagi dalam empat sektor. Setiap sektor atau zona itu kita tentukan kurang lebih sekitar 15-30 meter,” kata Rasman dalam konferensi pers di JICT II, Tanjung Priok, Rabu (20/1).

Rasman mengaku, daerah pencarian CVR itu dipersempit karena diperkirakan titik pecahan atau jatuhnya dari pesawat Sriwijaya Air. Hal itu terbukti dengan masih ditemukannya korban dan serpihan pesawat yang hilang pada Sabtu (9/1).

“Harapan kita CVR juga ada di sekitar situ,” tambah Rasman, menyebut bahwa sekitar 300 penyelam akan terjun dalam pencarian hari ini.

Rasman berharap cuaca mendukung agar pencarian baik korban maupun CVR, yang merupakan bagian dari kotak hitam, dapat ditemukan.

Sebelumnya, tim pencarian gabungan telah menemukan perekam data penerbangan atau flight data recorder atau FDR pada Selasa (12/1) pekan lalu dan telah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Namun, sampai saat ini CVR yang dapat memberikan petunjuk situasi kokpit saat pesawat itu jatuh, masih belum ditemukan.

Menurut laporan Basarnas, memasuki pencarian hari ke-12 total telah ditemukan 324 kantong bagian tubuh korban, 63 kantong serpihan kecil pesawat dan 55 potongan bagian besar pesawat.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. [WIS]