Koran Sulindo – Perwakilan petani Kendeng menolak menghentikan aksi mengecor kaki dengan semen, jika Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belum mencabut izin lingkungan kepada PT Semen Indonesia.
Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, Gunretno, mengatakan belum menemukan solusi dari pertemuan wakil masyarakat Kendeng dengan Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki, Senin (20/3) ini.
“Belum ada. Kami akan tetap terus di seberang sana sampai ada keputusan ketemu Pak Jokowi menghentikan izin lingkungan yang dikeluarkan. Izin lingkungan Pak Ganjar Pranowo untuk ini dicabut,” kata Gunretno, di Jakarta, seperti dikutip Antaranews.
Sebelumnya, Teten Masduki menyampaikan kepastian PT Semen Indonesia menghentikan proses penambangan di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Teten menerima 4 orang perwakilan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng di Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
“Jadi tadi pagi kami sudah panggil PT Semen Indonesia juga hadir dalam pertemuan tadi pagi Deputi Menteri BUMN untuk respon demo dari masyarakat Kendeng yang menolak pabrik semen. Dan sudah disepakati bahwa PT Semen menghentikan untuk sementara proses penambangannya dan memang sudah mereka hentikan,” kata Teten.
PT Semen Indonesia juga setuju melakukan perbaikan pada jalan-jalan yang rusak akibat alat-alat berat yang dioperasikan selama proses penambangan.
“Kami sampaikan ke para masyarakat Kendeng yang tadi hadir di KSP supaya mereka bisa semua berhenti dulu. Tunggu hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis,” katanya.
Selain pemerintah harus meninjau dari berbagai aspek lainnya termasuk karena pabrik semen juga sudah selesai dibangun.
Permintaan itu ditolak warga.
Menurut Teten, pemerintah tetap dengan kesepakatan yang dibuat antara masyarakat Kendeng dan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2016 lalu. KLHS dilakukan di area tambang, dan jarak antara pabrik dan wilayah tambang kira-kira 10 km.
Pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam lebih tersebut berlangsung cukup a lot.
Keempat petani yang memasung kakinya–disemen dan dilapisi kayu–tersebut diangkut dengan menggunakan mobil Toyota Innova lalu diturunkan dan didorong menggunakan troli barang menuju ruangan pertemuan. Mereka didampingi Tim Advokasi dan kuasa hukum Haris Azhar.
Sementara Teten didampingi Deputi Kementerian LHK dan Deputi Menteri BUMN.
Masyarakat Rembang yang terdiri dari para petani menggelar aksi menyemen kaki mereka di depan Kompleks Istana Kepresidenan. Para petani menolak keberadaan pabrik semen di lingkungan mereka. [DAS]