Koran Sulindo – PDI Perjuangan mengumumkan hasil terakhir perhitungan potensi jumlah kursi DPR RI yang mereka peroleh pada Pemilu 2019.
Partai berlambang banteng moncong putih itu berpotensi mendapat 133 kursi parlemen periode 2019-2024.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers di kantor DPP Jalan Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (8/5).
Hingga data melewati 80 persen, PDI Perjuangan diperkirakan memperoleh 23,13 persen kursi atau 133 kursi DPR, diikuti Golkar dengan raihan 82 kursi, Gerindra dengan 80 kursi, PKB dengan 59 kursi, dan Nasdem dengan 56 kursi.
Selanjutnya Partai Demokrat dan PKS mendapat sama-sama 52 kursi, PAN 41 kursi, terakhir PPP dengan 20 kursi.
Bagi PDIP, perolehan kursi dalam Pemilu 2019 naik dibanding perolehan dari pemilu sebelumnya yang hanya meraup 109 kursi di parlemen, Golkar 91 kursi, Gerindra 73 kursi, Demokrat 61, PAN 49, PKB 47, PKS 40 , PPP 39, Nasdem 35 dan Hanura 16 kursi.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada rakyat yang memberi kepercayaan kepada PDIP sebagai penopang utama pemerintahan Pak Jokowi,” kata Hasto.
Kombinasi
Sementara Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI Perjuangan Arif Wibowo menjelaskan bahwa data itu diperoleh dari data sistem penghitungan (Situng) BSPN PDI Perjuangan dan Situng KPU untuk Pileg 2019. Kedua data dikombinasikan sebagai mekanisme cek dan ricek.
“Finalnya masih akan menunggu perhitungan 100 persen data tetapi kami buat batasan, angka pastinya adalah plus minus lima kursi. Jadi kursi PDI Perjuangan bisa naik ke 5 menjadi 138, atau turun 5 ke 128. Kami pastikan kecenderungannya di 132-134 kursi DPR,” kata Arif Wibowo.
Yang jelas, dari data sejauh ini, pihaknya melihat ada daerah pemilihan yang menunjukkan hasil pileg yang kurang baik namun ada juga yang lompatannya luar biasa.
Dia memberi contoh, di dapil Aceh I dan Gorontalo, PDIP masih gagal memperoleh kursi DPR. Namun untuk beberapa dapil di Kalimantan, PDIP memeroleh penambahan kursi signifikan.
“Dapil Kalsel misalnya. Dulu 1 kursi untuk Kalsel II, di 2019 kita dapat 3 kursi untuk keseluruhan dapil. Dapil Kalbar dulu belum dipecah. Jadi satu dapil, dapat 3 kursi. Sekarang sudah hampir pasti jadi 4 kursi,” kata Arif.
Lompatan luar biasa terjadi di Bali, pada 2014, PDI Perjuangan memperoleh 4 kursi, kini menjadi 6 kursi. Lompatan besar lainnya terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan untuk Jatim, PDI Perjuangan membuat sejarah.
“Hampir pasti, mudah-mudahan tak ada tren mencurigakan di lapangan, untuk pertama kali sejak 1955, pertama kali PDIP menang di Jatim. Kami berpotensi mendapat 22 kursi dan PKB 21 kursi,” ujarnya.
Arif melanjutkan, pihaknya akan terus mengawal proses perhitungan suara Pemilu 2019.
Pecah Telur
Pada pemilu 2019, PDI Perjuangan berhasil “pecah telur” di sejumlah daerah. Berdasarkan data Sistem Penghitungan (Situng) internal yang dikombinasikan dengan data situng KPU, PDI Perjuangan berpotensi memeroleh kursi DPR di wilayah yang dahulunya selalu gagal.
Kepala Bappilu PDI Perjuangan Bambang DH mengatakan, pada 2014 partainya punya pekerjaan rumah menembus kebuntuan di enam daerah pemilihan di Aceh, Sulawesi Selatan, Kalbar, Sultra, Sulbar, dan Gorontalo.
“Kali ini pecah telur. Berhasil. Sisa hanya dapil Aceh 1 dan Gorontalo yang kita belum ada wakil DPR RI-nya,” kata Bambang DH.
Hal lain yang kini dicermati secara khusus adalah fenomena di Papua di mana proses input data rekapitulasi berlangsung sangat lambat.
Berdasarkan informasi dari tim yang diturunkan di lapangan, ada parpol tertentu yang berusaha menghalalkan segala cara demi memeroleh kemenangan. Sementara hasil situng, PDI Perjuangan berpotensi mendapat tambahan kursi di sana. Plus pilpres 2019 juga unggul.
“Data yang masuk membuat kami terus mencermati keadaan. Atas temuan ini, penyelenggara, yakni KPU dan Bawaslu, kami harap bisa transparan dengan memberi atensi lebih untuk C1 yang asli,” kata Bambang DH. [CHA/TGU]