Pemerintah Tiongkok Larang dan Tangkap Aktivis Peringati Ulang Tahun Mao

Polisi reaksioner Tiongkok menangkap aktivis mahasiswa yang peringati HUT Mao [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Untuk mempelajari dan memperingati hari ulang tahun Mao Tse Tung, pendiri Tiongkok sosialis, para pengikutnya harus berhadapan dengan aparat reaksioner Tiongkok. Itu sebabnya, kelompok mahasiswa marxis dari sebuah universitas terkemuka ditangkap kepolisian pada Rabu (26/12) ketika sedang memperingati hari jadi ke-125 Mao.

Pemikiran Mao dan warisannya menjadi perdebatan di Tiongkok hingga saat ini dan ditolak oleh kalangan revisionis modern yang kepemimpinannya diteruskan oleh Xi Jinping. Seperti dilaporkan Straits Times, polisi reaksioner menangkap Ketua Marxist Society Universitas Qiu Zhanxuan secara paksa dan dibawa dengan mobil di luar gerbang kampus.

Pria berbadan tegap dan berotot yang menangkap Zhanxuan mengaku sebagai polisi. Seorang mahasiswa yang tak mau disebutkan namanya bercerita, pihaknya melihat sebuah mobil hitam diparkir dekat gerbang kampus. Sekitar 7 hingga 8 pria berpakaian preman menangkap Zhanxuan dan memaksnya masuk ke dalam mobil.

Ketika itu, Zhanxuan sedang berjalan menuju lokasi peringatan hari ulang tahun ke-125 Mao yang diselenggarakan kelompoknya. Sebelumnya, pihak kampus telah memperingatkan agar tidak menyelenggarakan kegiatan itu. Akan tetapi, para mahasiswa ini heran “Apa yang salah dengan memperingati Mao? Aturan apa yang dilanggar hingga harus menculik seorang mahasiswa?”

Mahasiswa Universitas Peking punya sejarah yang kuat dengan gerakan rakyat. Pada Mei 1919, misalnya, mahasiswa kampus ini mengambil peran yang cukup besar dalam menggalang aksi anti-imperialis. Juga dalam hal gerakan demokratis rakyat pada 1989, mahasiswa kampus ini juga menceburkan diri di dalamnya.

Akan tetapi, di masa kepemimpinan Xi Jinping, gerakan aktivis mahasiswa mulai dibatasi untuk meredam kritik terhadap revisonisme Tiongkok. Partai Komunis revisionis di bawah Jinping menegaskan kontrolnya di semua lini termasuk di kampus.

Namun, kini muncul sebuah gerakan mahasiswa yang menceburkan diri ke massa buruh, bahkan secara terang mendukung buruh untuk mendapatkan hak-hak demokratisnya berupa hak berserikat, upah layak dan hak lainnya. Tiongkok di bawah pemerintahan revisionis memang bertentangan dengan segala pemikiran Mao yang meninggal pada 1976.

Herannya, koran milik Partai Komunis Tiongkok hari ini sama sekali tidak memuat tentang Mao terutama di hari ulang tahunnya itu. Wartawan lepas, Song Yangbiao, seorang Maois di Beijing mengatakan, tanda-tanda kaum kiri dibungkam untuk memperingati hari ulang tahun Mao telah terlihat sejak awal tahun.

Ia menduga, terkait dengan peringatan kaum revisionis terhadap 40 tahun restorasi kapitalisme, sesuai dengan pidato yang disampaikan Jinping. Dengan memperingati hari ulang tahun Mao tentu saja akan membenturkan 2 aliran pemikiran yang saling bertentangan, kata Yangbiao. [KRG]