Megawati Soekarnoputri ketika menerima anugerah Doktor Kehormatan di bidang Pendidikan Politik, di Universiras Pendidikan Padang, Rabu (27/9/2017)/pdiperjuangan.id

Koran Sulindo – Kamis (8/3/2018) besok, kampus Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, bakal kedatangan tamu istimewa. Pesiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri akan datang ke kampus penghasil birokrat tersebut untuk menerima gelar Doktor Honoris Causa.

”Gelar kehormatan ini menjadi lebih istimewa karena akan diberikan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional,” kata Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Rabu (7/3/2018), seperti dikutip kemendagri.go.id.

Menurut Tjahjo, ayah Megawati, Presiden RI pertama Ir Soekarno tak bisa dilepaskan dari IPDN. Bung Karno adalah bapak pendiri sekolah pamong tersebut.

“Di seluruh IPDN di Indonesia mau kita pasang patungnya Bung Karno sebagai bapak pendiri IPDN,” katanya.

Rencananya, setelah prosesi pemberian gelar Doktor Honoris Causa, Presiden RI kelima akan memberikan kuliah umum di hadapan seluruh mahasiswa IPDN.  Sebagai tokoh bangsa, masukan dan arahan dari Megawati sangat diperlukan, khususnya bagi IPDN agar lebih baik lagi kedepannya.

“Mereview kembali bahwa di era reformasi itu kan eranya Ibu Megawati. Munculnya BPJS juga ide Ibu Megawati,” katanya.

Sementara itu Rektor IPDN, Ermaya Suradinata, mengatakan bukan sebuah kebetulan IPDN memberikan gelar doktor kehormatan kepada Megawati pada Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret itu.

“Putri kandung sang proklamator itu memang perempuan Indonesia yang tangguh. Perempuan yang banyak memberi inspirasi,” kata Ermaya.

Pemberian gelar doktor kehormatan kepada Megawati lantaran dinilai sebagai sosok yang berpengetahuan luas mengenai politik dan pemerintahan serta konsisten menegakkan demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Megawati juga dipandang sebagai sosok yang meletakkan dasar kebijakan desentralisasi yang berkesinambungan untuk Indonesia Raya.

IPDN didirikan Presiden Soekarno di Malang pada 1956. Kala itu lembaga pendidikan tinggi ini bernama Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN).

Bukti Kualitas dan Kiprah

Sementara itu Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mewakili keluarga besar PDIP mengatakan sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika IPDN.

Gelar doktor kehormatan yang diberikan kepada Megawati yang juga Ketua Umum PDIP, tentu jadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh kader partai.

“Ini bukti, kualitas kepemimpinan dan kiprah Megawati memang diakui berbagai pihak. Termasuk oleh kalangan akademisi,” kata Hasto.

“Gelar kehormatan dalam bidang politik pemerintahan tersebut sebagai pengakuan atas jasa Ibu Megawati Soekarnoputri yang mampu menjalankan politik pemerintahan yang demokratis, stabil dan efektif di dalam menjalankan agenda reformasi, termasuk mengatasi berbagai krisis multidimensional saat itu,” kata Hasto.

Saat menjabat presiden, Megawati adalah inisiator yang mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di masa Megawati pula demokrasi yang sebenar-benarnya diwujudkan. Demokrasi yang sekarang dinikmati, tak bisa dilepaskan dari peran dan kontribusi Megawati.

“Di masa Ibu Megawati jugalah demokrasi yang sebenar-benarnya terjadi dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden one man one vote,” kata Hasto.

Penghargaan ini adalah yang ketujuh diberikan kepada Megawati. Sebelumnya, Megawati sudah menerima 6 Gelar Doktor Honoris Causa, yakni dari: Universitas Waseda, Tokyo, Jepang (2001); Moscow State Institute of International Relation, Rusia (2003); Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korsel (2015);  Universitas Padjadjaran (2016); Universitas Negeri Padang (2017); dan Mokpo National University, Mokpo, Korsel (2017). [CHA/DAS]