Koran Sulindo – Mengatasi defisit BPJS Kesehatan yang terjadi tiap tahun, Ribka Tjiptaning menyerukan agar pembangunan kesehatan benar-benar mengutamakan langkah promotif dan preventif.

Menurutnya mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan adalah amanat UU Kesehatan nomor 36 Tahun 2009.

“Sebagian besar penyakit menular dan tidak menular bisa dicegah dengan upaya penyuluhan dan pencegahan. Upaya promotif dan preventif harus menjadi prioritas agar masyarakat Indonesia menjadi sehat,” kata anggota Komisi XI DPR RI itu, dalam keterangan kepada koransulindo.com, Selasa (13/11).

Menurut Ribka, fasilitas kesehatan dari tingkat pertama sampai rumah sakit pusat belum begitu terasa kehadirannya dalam upaya promotif preventif. “Masih mengedepankan upaya pengobatan dan rehabilitasi,” kata dia.

Ia menambahkan, penyakit katastropik, seperti gagal ginjal setiap tahunnya meningkat tajam. Katanya, pengeluaran terbesar nomor dua dalam program pembiayaan BPJS Kesehatan. “Padahal bisa dicegah lewat edukasi yang benar.”

Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Nasional yang ke-54, politikus PDI Perjuangan mengajak semua pihak untuk menyelamatkan BPJS Kesehatan.

“BPJS Kesehatan adalah amanat konstitusi dan UU. Kita harus mengakui BPJS Kesehatan  lah yang terbaik saat ini, untuk program sistim layanan kesehatan bersifat sosial. Kita harus tetap menjalankan BPJS Kesehatan melakukan universal coverage,” katanya.

Lebih jauh lagi dia mengimbau agar semua pihak tidak ada yang mementingkan ego sektoral dan harus bekerjasama menyelamatkan BPJS Kesehatan.

“Saya mencoba memberi pengertian kepada rumah sakit dan dokter bahwa kesehatan itu adalah persoalan sosial, bukan komersial semata,” katanya.

“Berapapun pemerintah menalangi bila tidak ada upaya semua pihak bekerjasama, akan terus defisit.” [SAE/TGU]