Pj Sekda Kuningan, Asep Taufik Rohman didampingi Ketua Panitia Launching Batik Kuningan, U. Kusmana dan Sekdis Disporapar Kuningan saat jumpa pers menjelaskan batik kemuning
Pj Sekda Kuningan, Asep Taufik Rohman didampingi Ketua Panitia Launching Batik Kuningan, U. Kusmana dan Sekdis Disporapar Kuningan saat jumpa pers menjelaskan batik kemuning

Koran Sulindo – Kabupaten Kuningan menandai hari jadinya yang ke-526 dengan langkah penting dalam pelestarian budaya lokal melalui peluncuran Batik Kamuning. Tidak hanya sebagai produk budaya, Batik Kamuning juga menjadi alat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, khususnya bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) setempat.

Dr. Asep Taufik Rohman, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, menekankan pentingnya peluncuran Batik Kamuning yang bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Kuningan. “Bertepatan dengan Hari Jadi Kuningan, kita akan melaunching Batik Kuningan, Batik Kamuning,” ujarnya dalam jumpa pers pada Rabu, 28 Agustus 2024, dikutip dari laman kuninganmass.com.

Batik Kamuning dirancang dengan mengintegrasikan muatan lokal yang diajarkan melalui kurikulum Gunung Ciremai. Langkah ini menempatkan Batik Kamuning bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai sarana pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya pemahaman masyarakat tentang kearifan lokal.

“Proses pembuatan batik ini dipadu padankan dengan muatan lokal kurikulum Gunung Ciremai,” ujar Taufik.

Inisiatif ini juga memberikan dampak langsung pada ekonomi lokal. Delapan motif Batik Kamuning yang telah dikembangkan didistribusikan secara gratis kepada beberapa UKM untuk diproduksi secara massal.

Saat ini, sudah ada empat UKM, yaitu UKM Paseban, Manis, Bojong, dan Cikubangsari, yang mulai memproduksi Batik Kamuning. Dengan melibatkan UKM dalam produksi batik ini, Kabupaten Kuningan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.

“Sementara ini batiknya batik cap, kita sudah membuat 8 cap motif yang sudah dibagikan ke UKM gratis untuk diproduksi secara massal,” tambah Taufik.

Selain itu, upaya pelestarian budaya ini juga diperkuat dengan langkah pendaftaran motif Batik Kamuning di Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Ini adalah langkah strategis untuk melindungi kekayaan intelektual dan mencegah penjiplakan motif batik tersebut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Dan seluruh motif yang akan dilaunching sudah terdaftar di HAKI, jadi tidak ada orang akan menjiplak,” tegas Taufik.

Batik Kamuning juga memiliki kaitan erat dengan sejarah dan tradisi Kabupaten Kuningan. Nama dan motif batik ini terinspirasi dari Pangeran Arya Kamuning serta flora lokal, yaitu pohon atau bunga kamuning yang berwarna kuning langsat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, U Kusmana M.Si., menjelaskan bahwa Batik Kamuning merupakan pengejawantahan dari kondisi lingkungan dan tradisi budaya masyarakat Kuningan.

Dengan peluncuran Batik Kamuning, Kabupaten Kuningan tidak hanya memperingati hari jadinya yang ke-526, tetapi juga berkomitmen untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya lokal serta memberdayakan ekonomi masyarakat melalui UKM.

Ini adalah langkah strategis yang menunjukkan bagaimana pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi dan pendidikan masyarakat. [UN]