Pelarian Einstein: Menemukan Keamanan di AS

Albert Einstein, putri adopsinya Margot (kanan), dan sekretarisnya Helen Dukas (kiri) bersumpah sebagai warga negara AS pada 1 Oktober 1940, di Trenton, New Jersey. (Sumber: Leo Baeck Institute)

Koran Sulindo – Pelantikan Hitler sebagai kanselir Jerman pada tanggal 30 Januari 1933 menandai berkuasanya Nazi. Di tahun yang sama, ilmuwan jenius keturunan Yahudi Albert Einstein berencana melarikan diri. Dia berhasil pindah ke Amerika Serikat pada 17 Oktober 1933. 7 tahun kemudian, dia menjadi warga negara AS.

Pelarian dan pergantian kewarganegaraan itu melalui sejumlah tantangan. Merangkum dari berbagai sumber, Einstein tengah mengajar di Institut Teknologi California, Pasadena, Amerika Serikat ketika Hitler baru berkuasa.

Dia berstatus sebagai musuh nomor satu rezim Hitler atas tuduhan menyebarkan propaganda kekejaman terhadap Nazi. Ketakutan, dia memutuskan untuk tidak kembali ke Jerman.

Namun selama bulan Februari dan Maret 1933, Gestapo berulang kali menyerbu apartemen keluarga Einstein di Berlin. Penyerbuan ini mendorong Einstein dan istrinya, Elsa, kembali ke Jerman untuk mengunjungi pondok musim panas mereka.

Pasangan ini pergi tanggal 15 Maret 1933, tapi saat berada di laut, mereka mendapat kabar bahwa Nazi telah menggeledah pondok mereka di Caputh. Mereka menyimpulkan bahwa kembali ke Jerman bukan langkah bijak.

Tiga belas hari kemudian, kapal yang mereka tumpangi berlabuh di Antwerp, Belgia. Einstein langsung melapor ke Konsulat Jerman di Brussels, menyerahkan paspor Jermannya, mencabut kewarganegaraannya, dan mengundurkan diri dari Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia.

Keputusannya ini membuatnya tidak memiliki kewarganegaraan. Pemerintah Jerman menanggapi dengan menyita semua harta dan dananya yang masih berada di Jerman.

Einstein dan istrinya lalu menempati rumah liburan di Le Coq-sur-Merz, De Haan, Belgia selama enam bulan di bawah pengawasan ketat polisi Belgia. Tanggal 7 April 1933 adalah hari yang suram, sebab pemerintah Jerman mengesahkan Undang-Undang Pemulihan Layanan Sipil Profesional.

Undang-undang ini mengecualikan orang Yahudi dan lawan politik Nazi dari semua posisi layanan sipil, termasuk di universitas negeri. Di antara mereka yang terpaksa meninggalkan Jerman adalah empat belas peraih Hadiah Nobel dan dua puluh enam dari enam puluh profesor fisika teoretis.

Di masa ini pula rezim Hitler memberikan harga sebesar £50.000 untuk kepala Einstein. Bahkan di bulan Mei, salah satu majalah anti-Yahudi terkemuka di Jerman, yang disetujui oleh kepala propaganda pemerintah Josef Goebbels, menunjukkan foto Einstein dengan judul “BIS JETZT UNGEHAENGT”. Judul tersebut berarti “belum digantung”.

Selama dalam pelarian, Einstein tidak berdiam diri. Dia masih bepergian ke sejumlah tempat di Eropa, salah satunya ke gubuk jerami di rumah Esher milik Komandan Oliver Locker-Lampson di Inggris menjelang akhir Juli.

Komandan tersebut merupakan seorang Anggota Parlemen Konservatif berbahasa Jerman, teman Churchill, dan juru kampanye terkemuka melawan fasisme yang pernah Einstein temui secara sepintas di Oxford.

Akan tetapi tanggal 30 Agustus 1933, para ekstremis Nazi menembak Theodor Lessing, seorang filsuf Yahudi-Jerman kontroversial sekaligus rekan Einstein di Cekoslowakia.

Lessing juga berada dalam daftar orang-orang Yahudi yang belum digantung. Para pelaku penembakan itu mendapat penghormatan di Jerman, sementara Einstein menyadari dia tidak lagi aman di Belgia.

Pada awal September 1933, Einstein dan istrinya memutuskan untuk melarikan diri ke Inggris. Mereka menghuni sebuah gubuk liburan terpencil di Roughton Heath, Norfolk, di bawah penjagaan bersenjata oleh penduduk setempat.

Einstein melakukan berbagai aktivitas, seperti menghadiri sebuah pertemuan penggalangan dana untuk para pengungsi akademis Jerman di London pada bulan Oktober. Setelah pertemuan itu, dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan meninggalkan Inggris untuk kembali ke AS.

Keinginannya itu terwujud pada tanggal 17 Oktober 1933. Einstein kembali ke AS dan mengambil posisi di Institut Studi Lanjutan di Princeton di New Jersey. Perjanjian Princeton mengharuskannya tinggal di sana selama enam bulan. Pada masa ini, dia belum memutuskan masa depannya sebab dia menerima tawaran dari sejumlah universitas, termasuk Oxford.

Dua tahun kemudian keputusan Einstein untuk tinggal di AS sudah bulat. Dan akhirnya pada 1 Oktober 1940 Einstein, putri adopsinya, dan sekretarisnya, bersumpah untuk menjadi warga negara AS. Einstein beralasan, “Selama saya punya pilihan apapun terkait persoalan ini, saya hanya akan hidup di negara yang menjunjung tinggi kebebasan sipil, toleransi, dan persamaan hak semua warga negara di hadapan hukum.”

Einstein terus aktif dalam bidang fisika dan menyaksikan Perang Dunia 2 berakhir. Dia meninggal pada 18 April 1955 di Princeton, New Jersey akibat pecah pembuluh darah di dekat jantungnya. Setelah diautopsi, jasad Einstein dikremasi dan abunya disebar di lokasi yang dirahasiakan. [BP]