Pelaku UMKM Harus Optimalkan Teknologi Agar Bangkit dari Dampak Pandemi Covid-19

Produk UMKM Indonesia/trubus.id

Koran Sulindo – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah didorong agar bisa mengoptimalkan adopsi teknologi agar kembali bangkit dari dampak pandemi virus corona atau Covid-19.

Diketahui, sebagian pelaku UMKM yang mampu bertahan adalah mereka yang mengandalkan teknologi, informasi dan komunikasi. Maka, adopsi teknologi ini bisa menjadi focal point untuk mendongkrak transaksi bahkan hingga ratusan persen.

Menurut ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal, peluang untuk bangkit kembali dari dampak pandemi bagi pelaku UMKM juga terbilang besar karena didukung intervensi pemerintah baik dalam hak kesehatan dan fiskal.

Fithra menjelaskan intervensi kesehatan seperti vaksinasi akan mempercepat pemulihan konsumsi serta mengembalikan potensi investasi yang lebih luas.

Lalu, intervensi fiskal dengan menambah stimulus hingga dua kali lipat pada tahun 2021 akan menggairahkan sektor UMKM.

Senada dengan Fithra, perusahaan yang menyediakan platform bagi pelaku usaha termasuk mikro dalam penyelesaian transaksi jual beli yakni Qasir juga menyebut teknologi berperan mendorong UMKM bisa bertahan dari dampak pandemi.

CEO Qasir Michael Williem mengatakan, pelaku usaha yang bertahan adalah mereka yang sigap melakukan adaptasi, baik dalam penerapan protokol kesehatan dan adaptasi teknologi.

“Tidak dapat dipungkiri, transformasi digital membuat UMKM menjadi lebih berdaya saing,” kata Michael di Jakarta, Kamis (11/2).

Misalnya, lanjut Michael, ketika pelaku bisnis UMKM menjalin kemitraan dengan layanan pengiriman daring, kolaborasi dengan platform e-commerce dalam menjalankan promo, program bundling, dan strategi lain yang tujuannya membuat produk berputar.

Pelaku UMKM juga melakukan diversifikasi bisnis mencermati kebutuhan konsumen di era normal baru. Michael optimis UMKM Indonesia dapat kembali pulih pada 2021 dibarengi transformasi proses bisnis agar formal salah satunya dengan merapikan pencatatan usaha dari cara manual, dapat beralih ke layanan digital.

Pasalnya, transformasi digital UMKM terlihat dengan pertumbuhan volume transaksi e-commerce pada September 2020 mencapai 150,16 juta transaksi atau meningkat 79,38 persen secara tahunan dengan jumlah UMKM digital melampaui sembilan juta.

Sedangkan pelaku UMKM yang menggunakan platform memudahkan transaksi jual beli daring melalui Qasir juga tumbuh mencapai lebih dari 500 ribu meski berada dalam kondisi pandemi. [WIS]