Pelaksanaan Car Free Day DKI jadi Sorotan

Ilustrasi: Kawasan Jalan Jenderal Soedirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang sepi dan lengang pada Sabtu (4/4/2020)/Mongabay Indonesia-Anton Wisuda

Koran Sulindo – Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 menyoroti pelaksanaan kegiatan hari bebas kendaraan bermotor di DKI Jakarta yang banyak diikuti oleh masyarakat dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

“Hari ini kami melakukan pemantuan di beberapa tempat seperti area car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa jaga jarak itu penting,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto saat menyampaikan perkembangan terkini kasus virus corona atau Covid-19 di Graha BNPB yang dipantau melalui kanal YouTube, Minggu (21/6).

Yurianto mengingatkan secara tegas bahwa pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat tidak bisa dipisahkan atau dilakukan sepotong-sepotong.

Yulianto menekankan bahwa tindakan menjaga jarak fisik untuk mencegah terkena percikan dari mulut atau hidung sangat penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penularan virus corona.

“Ini kami mohon jadi evaluasi kita bersama, menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak kita laksanakan,” tegas Yurianto.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan di beberapa bandara yang terdapat jadwal penerbangan di hari Minggu ke Pulau Jawa seperti di Bandara Internasional Hang Nadim Batam juga terlihat demikian.

“Kita masih melihat banyak masyarakat belum tertib menjaga jarak fisik. Meski sebagian besar sudah menggunakan masker, tapi jaga jarak fisik tetap perlu,” kata Yuri.

Yuri menegaskan bahwa protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan seluruhnya secara berkesinambungan dan terus menerus.

“Dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, dan tidak terhenti. Bahan evaluasi kita bahwa jaga jarak fisik, menggunakan masker harus dijalankan secara disiplin. Ini jadi prasyarat mutlak manakala melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk kembali pada tingkat produktivitas kita. Sekali lagi adaptasi kebiasaan baru berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan,” kata Yuri. [WIS]