Koran Sulindo – Pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) di sekolah-sekolah sudah tak relevan dengan perkembangan zaman.
“Karena anak sekarang baru lahir saja sudah mengenal teknologi,” kata pengamat pendidikan Indra Charismiadji, di Jakarta, Minggu (28/1/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Saat ini banyak ilmu baru pengganti TIK itu, antara lain pemograman (coding) dan sains komputer.
“Kita dengan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, menyentuh hal itu saja belum. Padahal Menkominfo Rudiantara sudah mendorong agar pelajaran ini masuk ke dalam kurikulum,” katanya.
Pelajaran TIK di sekolah masih mengajari bagaimana cara mengoperasikan komputer dan menyelesaikan pekerjaan kantor, sementara pelajaran TIK era ini adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah.
“Anak sekarang tak perlu diajari lagi bagaimana cara mengoperasikan komputer karena mereka memang penduduk asli dunia digital,” katanya.
Pelajaran komputer sains atau pemograman saat ini sudah diajarkan di sekolah-sekolah di negara lain. Di Finlandia, misalnya, siswa belajar menyelesaikan masalah, sedangkan guru hanya fasilitator.
“Dari situ diharapkan bisa lahir aplikasi-aplikasi yang membuat kehidupan manusia jadi lebih baik. Bayangkan kalau ada tiap anak dalam setiap semester bikin satu aplikasi, maka akan ada jutaan aplikasi baru di Tanah Air,” katanya.
Pelajaran komputer sains bisa dimulai dari level dasar. Tidak perlu memulai dari menggunakan komputer tetapi dari kertas untuk mengajari anak bagaimana mengatasi masalah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan didesaknya menyamakan persepsi dengan para guru TIK, bahwa TIK zaman lampau berbeda dengan zaman sekarang.
“Para guru TIK siap untuk belajar, jangan sampai kita ketinggalan dibandingkan negara lain. Jangan hanya yang ditambah pelajaran agama saja, tetapi pendidikan karakter dan lainnya kurang diperhatikan,” kata Indra. [DAS]