Koran Sulindo – PDI Perjuangan menggelar forum “Curah Gagasan” untuk mempertemukan para calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan intelektual. Forum ini disebut sebagai terobosan dalam menyongsong pilkada serentak 2018.
“Dialog dengan seluruh calon dalam satu forum yang dihadiri para tokoh masyarakat Jawa Barat sangatlah penting. Politik bukan hanya berkompetisi, namun politik juga membuka ruang kerjasama guna membangun peradaban bangsa” kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ketika membuka forum itu di Bandung, Rabu (25/10).
Hasto mengatakan, acara curah gagasan ini merupakan ide dan gagasan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menginginkan agar para calon pemimpin Jawa Barat tidak melupakan budaya, kearifan lokal dan kekayaan alam serta potensi lumbung pangannya seperti yang selalu disampaikan Bung Karno.
Menariknya, sejumlah tokoh masyarakat yang hadir secara terbuka menyampaikan apresiasi kepada PDI Perjuangan yang menyelenggarakan acara ini karena membuat suasana jelang pilkada menjadi lebih komunikatif dan penuh gagasan.
Hasto menuturkan, PDI Perjuangan prihatin dengan kecenderungan pilkada yang hanya sekadar pertarungan kekuasaan dengan segala cara. Bagi PDI Perjuangan pilkada harus menjadi momentum untuk membangun masa depan bangsa.
“Kontestasi gagasan terkait dengan politik pemerintahan, politik anggaran, legislasi, politik pangan, tata ruang, dan politik kebudayaan harus menjadi titik sentral pembahasan dalam pilkada. Sebab pilkada adalah jalan membangun masa depan yang lebih baik,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya gambaran tentang politik kebudayaan yang berpijak pada karakter bangsa Indonesia. “Di masa lalu proses modernisasi mengikis masyarakat agraris dengan seluruh ekspresi kebudayaannya. Sungai-sungai menjadi terancam, penuh limbah, dan pembangunan minim perencanaan tata ruang. Dampaknya, keindahan alam Jawa Barat terkikis oleh hutan beton yang merombak panorama negari Parahyangan,” kata Hasto.
PDI Perjuangan berharap agar pilkada melahirkan pemimpin visioner yang membumi ada problematika rakyat, dan dengan kepemimpinannya mampu meretas jalan kemajuan yang bertumpu pada jati diri bangsa.
Turut hadir Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan bidang Kerakyatan Eriko Sotarduga mendampingi Hasto. Adapun jajaran DPD PDI Perjuangan selaku tuan rumah yang hadir diantaranya Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar TB Hasanuddin dan Bendahara DPD PDI Perjuangan Jabar Waras Wasisto. Sedangkan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jabar Abdi Yuhana menjadi salah satu bakal calon yang ikut dalam “Curah Gagasan”.
Selain Abdi Yuhana, yang hadir menyampaikan gagasan dalam acara tersebut yakni Wagub Jabar Deddy Mizwar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Sekda Jabar Iwa Karniwa, mantan kapolda Jabar Anton Charliyan, dan Puti Guntur Soekarno.
Hasto dalam kesempatan itu menceritakan perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menjadi anggota DPR kala itu memperjuangkan agar daerah Jabar khususnya Bekasi dan Karawang dipertahankan sebagai daerah lumbung pangan.
“Tetapi upaya itu gagal. Makanya untuk daerah Jabar ini, saat saya pamit menghadiri acara ini, beliau (Ibu Megawati) menitipkan cerita singkat tentang Jabar yang dikaruniai kekayaan alam luar biasa, menjadi lumbung pangan dengan tradisi kebudayaan yang beragam dan indah. Jabar juga dikaruniai sungai yang juga membangun peradaban, mengalir aliran sungai yang begitu jauh sampai ke Jakarta, Banten dan sebagainya,” ujar Hasto.
“Kata Ibu Mega, bumi Parahyangan kaya dengan tradisi kebudayan yang sering mengalami proses modernisasi sehingga begitu rentan dan terancam. Untuk itu maka saya tampilkan sebuah lagu karena ‘Aku Melihat Indonesia’, lagu dari puisi Bung Karno yang kemudian dijadikan lagu oleh Mas Prananda Prabowo.”
Berbicara menjadi penimpin adalah berbicara bagaimana membangun kebudayaan dan membumikan Pancasila. Kita tak bisa melepaskan dari syarat penting bahwa kita harus ada rasa cinta yang berkobar terhadap tanah air Indonesia.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar TB Hasanuddin menyampaikan acara “Curah Gagasan” ini bukan debat dan juga bukan uji publik. Ini hanya hanya sebuah acara untuk meyampaikan gagasan oleh tokoh yang sudah dijaring oleh PDI Perjuangan dalam rangka kepemimpinan Jabar.
“Kami ingin pembicaraan strategis seperti soal kepemimpunan di Jabar dilakukan secara transparan dan terang benderang. Suasana kebatinan ini harus kita tumbuhkan bahwa jabatan itu amanah yang harus dijalankan sebagaimana mestinya. Bukan hal yang harus direbut dan dipertarungkan degan berbagai cara,” ungkapnya. [CHA]