PDIP Latih Asisten Nakes Tanpa Melihat Latar Belakang Politik

Koran Sulindo – Langkah Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (PDIP) menggelar pelatihan asisten tenaga kesehatan (Nakes) adalah wujud kerja kemanusiaan dan bergotong royong. Tak ada motif elektoral. Makanya pelatihan dibuat terbuka untuk siapapun, tanpa memperhatikan latar belakang partai politiknya.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, semangat itulah yang mendasari pelaksanaan pelatihan asisten nakes yang digelar secara daring dan luring dari Gedung Sekolah Partai PDIP, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (2/8).

“Meski pelatihan ini dilakukan PDIP, tapi rekrutmen pesertanya terbuka. Karena yang penting itu kerja kemanusiaan. Kita harus bersama-sama sebagai warga bangsa. Itu pesan Ibu Megawati. Tak ada kata terlambat,” kata Hasto saat membuka pelatihan asisten nakes.

Hasto didampingi Ketua DPP PDIP bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak, Sri Rahayu, dan Ketua DPP PDIP bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning. Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo, hadir secara virtual.

Hasto melanjutkan bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri selalu menginstruksikan agar kerja gotong royong dilakukan seluruh elemen bangsa, dengan berbasis semangat kemanusiaan. Hal itu pun sejalan dengan ideologi bangsa, Pancasila, dimana salah satunya menekankan pentingnya persatuan Indonesia.

Apalagi, pandemi Covid-19 secara nyata memang berdampak luar biasa pada kehidupan masyarakat. Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin juga bekerja keras memimpin gerakan mengatasi permasalahan yang muncul. Dalam konteks itu, rakyat dan berbagai elemen sudah sepantasnya bersatu dan ikut bergotong royong.

“Penting bagi kita untuk berada dalam satu kesatuan gotong royong tanpa membedakan pilihan politik. Sebab ini persoalan bersama, persoalan Indonesia. Namun masih ada yang nyinyir, dan melakukan manuver-manuver politik. Kalau sudah kerja keras untuk rakyat, mungkin kritikannya bisa diterima. Tapi ada saja yang bicara tanpa melakukan apa-apa,” papar Hasto.

“Kami mengajak semuanya, mari kedepankan energi positif. Dalam pandemi ini, kita harus bergotong royong. Kita harus punya kesadaran bahwa rakyat kini sedang mengalami kondisi tak mudah dalam pandemi,” imbuhnya.

Kepada para peserta pelatihan, Hasto menyampaikan pesan Megawati Soekarnoputri, untuk terus bergotong royong di masa pandemi. Nantinya para peserta pelatihan akan diintegrasikan dengan Satgas Covid baik pusat maupun daerah sehingga bisa terlibat dalam kerja-kerja penanganan pandemi.

“Mari bekerja dengan semangat agar memastikan rakyat lebih baik. Mari kita kesampingkan motif politik elektoral. Namun mengutamakan bahwa rakyat bisa semakin menemukan optimisme dalam menghadapi pandemi,” ujar Hasto.

Ketua DPP PDIP Sri Rahayu menjelaskan, pelatihan ini diikuti oleh 982 peserta dari seluruh Indonesia. Latar belakang pendidikannya bermacam-macam. Dari SMK Kesehatan, hingga diploma 1, Diploma 3, dan S1 Kesehatan.

“258 pesertanya berjenis kelamin laki-laki dan 726 pesertanya perempuan,” kata Sri Rahayu.

Sementara para narasumber yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Satgas Covid-19 Ganip Warsito, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris, dan sejumlah ahli kesehatan yang akan berbagi pengalaman serta panduan dalam menghadapi pandemi ini.

Fakta lapangan yang dilihat PDIP bahwa banyak pasien Covid-19 yang masih terus meningkat, dimana fasilitas kesehatan tidak mampu menampung pasien. Sehingga banyak pasien yang melakukan isolasi mandiri. Dalam isolasi mandiri pun, banyak yang tidak bisa dikontrol oleh Nakes karena kekurangan tenaga.

“Karenanya, sangat penting bagi PDIP ambil bagian untuk bergotong royong dalam memberikan pendampingan dan edukasi bersama-sama petugas kesehatan atau Satgas Covid di seluruh Indonesia dengan mengadakan kegiatan pelatihan ini,” kata Sri Rahayu.

Hasto menambahkan, niat PDIP hanya membantu dari sisi kesehatan di masa pandemi ini, menggelar pelatihan nakes mendapat sambutan luar biasa oleh  sangat masyarakat. Mengingat banyak sekali peminat yang ingin mendaftar menjadi peserta asisten nakes

“Yang mendaftar banyak sekali. Padahal kapasitasnya terbatas. Panitia akhirnya menutup pendaftaran lebih awal dan peserta yang ikut 979 calon asisten nakes,” kata Hasto.

Pelatihan ini bagian dari berbagai kegiatan partai di masa pandemi Covid-19. Selain pelatihan nakes, PDIP juga sudah terlibat dalam dapur umum di berbagai wilayah di Indonesia dan membantu vaksinasi.

Mengapa kegiatan ini penting? Kata Hasto, berdasarkan data, Indonesia masih sangat kekurangan jumlah dan data pemerataan sumber daya manusia di bidang kesehatan. Padahal di saat pandemi dengan meningkatnya jumlah pasien, Indonesia membutuhkan dengan segera para nakes yang berjuang di garda terdepan penanganan pandemi.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan di tahun 2017, khususnya di luar Pulau Jawa, Indonesia defisit tenaga dokter. Jika di Asia memiliki rata-rata 1,2, Indonesia berada di angka 0,4.

“Berdasarkan data, kekurangan dokter sangat memprihatinkan di luar Pulau Jawa. Demikian juga terkait tenaga spesialis. Kita masih sangat kekurangan. Harapannya dengan pelatihan ini, Partai ikut memberi kontribusi riil dalam penanganan Covid-19,” ucap Hasto.

Hasto menjelaskan bahwa agenda ini sejalan dengan arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sebagai bentuk kepedulian itu, Megawati terus memantau dan memberi arahan agar kader partai terus menghadirkan wajah kemanusiaan, turun di tengah rakyat dan membantu yang kesusahan dalam penanganan Covid-19.

“Sekali lagi disampaikan, kami meyakini tidak ada kata terlambat di dalam penanganan pandemi Covid 19. Perintah Ibu Mega agar seluruh kader terus membuka mata hati kemanusiaannya untuk membantu rakyat tanpa pandang bulu. Kobarkan semangat gotong royong untuk rakyat secara terus menerus,” ujar Hasto.

“Dalam situasi seperti ini kedepankan jiwa kemanusiaan dan gotong royong daripada politik kekuasaan. Dengan demikian persatuan seluruh elemen bangsa guna membantu rakyat ditempatkan di atas segalanya,” tambahnya Hasto. [CHA]