Koran Sulindo – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan masih menempati posisi teratas pada survei elektabilitas terbaru yang diadakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Survei diselenggarakan pada 18-25 Januari 2019, dengan melibatkan 1.200 responden, yang dipilih secara acak (multistage random sampling). Tingkat kesalahan (margin of error)-nya +/- 2,8%.
Dari survei tersebut, elektabilitas PDI Perjuangan mencapai 23,7%, di bawahnya ada Gerindra dengan 14,6% dan Golkar dengan elektabilitas 11,3%. “PDI Perjuangan masih juara satu, unggul di aneka-segmen pemilih,” ungkap peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, Rabu (20/2). Elektabilitas PKB sebesar 8,2% dan Demokrat 5,4%.
Di bawahnya ada Nasdem, yang memiliki elektabilitas sebesar 4,5%. Sementara itu, elektabilitas PKS sebesar 4%. “Nasdem tampil sebagai kekuatan baru, bahkan potensial masuk empat atau lima besar, menyaingi PKB dan Demokrat,” tutur Rully.
Hasil survei itu juga memperlihatkan ada sembilan partai politik yang kemungkinan besar tak dapat berkiprah mewakili rakyat di parlemen. Karena, elektabilitas sembilan partai itu diperkirakan tak memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang 4%.
Kesembilan partai tersebut adalah Perindo; Partai Persatuan Pembangunan (PPP); Partai Amanat Nasional (PAN); Hanura; Partai Solidaritas Indonesia (PSI); Partai Garuda; Partai Berkarya; Partai Bulan Bintang (PBB), dan; Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Elektabilitas Perindo hanya 3,6%, PPP sebesar 3,5%, PAN 1,5%, Hanura 0,5%, dan PSI cuma 0,4%. Lalu, elektabilitas Partai Garuda sebesar 0,3% dan Berkarya 0,1%. PBB dan PKPI dalam survei tersebut sama sekali tak mendapatkan suara dari responden.
Hasil survei LSI Denny JA itu juga memperlihatkan, elektabilitas PDI Perjuangan bersaing ketat dengan Gerindra di kantong pemilih muslim. Selisih perolehan suara PDI Perjuangan dan Gerindra di kantong pemilih hanya terpaut 1,8%. Elektabilitas PDI Perjuangan sebesar 18,4% dan Gerindra 16,6%.
“PDI Perjuangan masih paling banyak dipilih oleh pemilih muslim, namun dengan jarak yang sangat tipis dengan Gerindra,” kata Rully.
Diungkapkan Rully, suara PDI Perjuangan di basis pemilih muslim memang turun drastis per Januari 2019. Pada Desember 2018, PDI Perjuangan masih memiliki elektabilitas sebesar 24,6%. Angka tersebut turun 6,2% pada Januari 2019. Akan halnya elektabilitas Gerindra di basis pemilih muslim justru meningkat sebesar 2,3% dibandingkan Desember 2018 yang sebesar 16,6%.
Apa penyebab suara PDI Perjuangan di kantong pemilih muslim bisa turun drasttis?
Rully menjelaskan, salah satu penyebabnya adalah pengaruh menguatnya gerakan Persaudaraan Alumni (PA) 212 pada Desember 2018. Suara pemilih muslim pun lebih banyak beralih ke Gerindra. “Jika pemilih Jokowi tak kuat di pemilih muslim, yang mengambil keuntungan dari pemilih muslim adalah Partai Gerindra dan pasangan Prabowo-Sandi,” ujar Rully lagi.
PDI Perjuangan sendiri memiliki organisasi onderbouw yang berupaya menyerap aspirasi masyarakat muslim. Namanya Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi).
Dalam kepengurusannya yang dilantik tahun 2016 lalu oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, ketua dewan pimpinan pusatnya adalah Hamka Haq. Dewan pembinannya, selain Megawati, adalah Ketua Umum Nahdlatul Ulama K.H. Said Agil Siradj dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin. Adapun ketua dewan penasihatnya adalah Mayjen (Purn.) Cholid Ghozali, dengan sekretaris dewan penasihatnya Achmad Basarah. [PUR]