Plt Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah (tengah), di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (18/2/2017)/CHA

Koran Sulindo – PDI Perjuangan tidak akan melibatkan Partai Demokrat (PD) menghadapi putaran kedua pemilihan kepala daerah (pilkada) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Alasannya, posisi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu sudah jelas di luar pemerintahan Jokowi-JK. Partai itu juga sejak 2014 sudah menyatakan diri sebagai penyeimbang di pemerintahan.

PDIP sangat menghormati keputusan politik PD yang menempatkan diri sebagai penyeimbang.

“Demi menjaga etika antar sesama partai, kami tidak masuk yurisdiksi yang jadi otoritas dan otonomi Partai Demokrat,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah, di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (18/2).

Namun partai koalisi yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tetap masuk radar PDI Perjuangan. Terlebih lagi tiga partai itu merupakan pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

mengatakan, sudah membuka komunikasi intensif dengan 3 partai itu untuk bekerja sama di putaran kedua. Komunikasi dilakukan sejak Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan akan bekerja sama dengan partai lain menghadapi putaran kedua; serta ketika Agus mengakui kekalahannya di putaran pertama.

Sejak itulah, partai berlambang banteng moncong putih gencar melakukan komunikasi dengan PPP, PAN, dan PKB.

“Strategi politik kami lakukan dengan membuka komunikasi terutama kepada partai politik yang sama-sama mendukung pemerintahan Jokowi-JK, yakni PKB, PPP dan PAN,” kata Basarah.

Pada putaran pertama pilkada DKI Jakarta lalu terdapat 3 kekuatan politik. Kubu PD, PAN, PPP versi Romahurmuziy, PKB mengusung Agus-Sylvi. Kubu PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem, PPP kubu Djan Faridz, mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Sedangkan kubu Partai Gerindra dan PKS mengusung Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno.

Setelah Agus-Sylvi tersingkir, poros PD, PAN, PKB dan PPP Romahurmuziy belum menentukan sikap di pilkada DKI Jakarta yang mempertemukan Ahok-Djarot versus Anies-Sandi. [CHA/DAS]