Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kedua kiri) didampingi Basuki Tjahaja Purnama (BTP) saat merayakan HUT RI ke-74/CHA

Koran Sulindo – Indonesia harus berbangga atas kemenangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan meraih medali emas dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di Basel, Swiss.
Ahsan/Hendra tampil memukau mengalahkan ganda putra Jepang, Takuro Hoki/Yugo lewat tiga game yang alot dengan skor 25-23, 9-21, dan 21-15.

Seperti diprediksi, pertandingan final melawan pasangan Jepang itu memang tidaklah mudah.

Takuro/Yugo ngotot tak mau kehilangan kesempatan meraih emas sejak babak pertama. Namun keduanya mampu meredam permainan on fire Jepang di babak ketiga dan akhirnya meraih juara.

Ini adalah emas ketiga sepanjang karir mereka sebagai pasangan ganda putra terkuat dunia. Sebelumnya, pasangan ini menang di Kejuaraan Dunia pada tahun 2013 dan 2015.

Kemenangan pasangan yang dijuluki The Daddies itu pun tak luput mendapat perhatian partai berlambang banteng moncong putih.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai lewat pertandingan yang sangat ketat mereka menampilkan berbagai strategi, teknik, dan ketrampilan, serta dengan dukungan mentalitas pantang menyerah
untuk bisa mengalahkan pasangan Jepang tersebut.

“Mentalitas juara itulah yang menjadi kunci Hendra-Ahsan hadir membawa keharuman bagi bangsa Indonesia,” kata Hasto di Jakarta, Senin (26/8/2019).

Mengingat, dunia olahraga mengajarkan sportivitas, ketaatan pada aturan main dan patuh pada keputusan wasit. Hanya mereka yang berpikir positif, berlatih keras penuh kedisiplinan, serta menguasai strategi dan taktik yang mampu tampil sebagai juara.

“Olahraga tidak mengenal jalan pintas, apalagi intrik. Olah raga bebas dari berbagai bentuk diskriminasi, karena berbasis prestasi. Karena itulah PDI Perjuangan berharap agar pengembangan seluruh cabang olah raga bersifat wajib, dan diletakkan sebagai bagian nation and character building,” ujar Hasto.

Menurut dia, melalui olah raga, seharusnya menjadi salah satu solusi yang bisa dipakai untuk masyarakat Papua. Masyarakat Papua dikarunia kekuatan stamina, kecerdasan, dan intuisi yang sangat baik melalui olah raga atletik, sepak bola dan lainnya. Karena itulah pusat-pusat pelatihan olah raga harus dibangun di Papua, dan negara hadir di dalam memberikan jaminan bagi masa depan atlet yang telah berjuang mengibarkan Sang Saka Merah Putih ke angkasa raya sebagai juara.

“PDI Perjuangan meyakini bahwa para atlet Papua sangat hebat dan bermental juara. Syaratnya rekrutmen, pembinaan, dan hadirnya kebijakan khusus pemerintahan Jokowi untuk membangun pusat-pusat pelatihan olahraga, khususnya sepak bola di Papua,” papar Hasto.

Hasto meyakini bahwa melalui olah raga akan memerkuat mental bangsa untuk taat dan setia pada aturan main, dan membangun budaya kompetisi secara sehat, kedepankan sportivitas. Selamat untuk Hendra-Ahsan.

“Sang Dwi Warna telah anda kibarkan dengan megahnya di Swiss, dan Indonesia sungguh berbangga,” kata Hasto. [CHA]