Koran Sulindo – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak secara tegas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) soal full day school. Apalagi aturan itu disebut sama sekali tidak berkaitan dengan penguatan pendidikan karakter.
Bahkan kebijakan sekolah lima hari itu tidak serta merta bisa dikatakan mampu menguatkan karakter anak didik. Dengan kata lain penambahan jam belajar tidak linier dengan baik buruknya karakter anak didik.
Berdasarkan pertimbangan tersebut PBNU, menginstruksikan kepada pengurus wilayah, cabang dan seluruh struktur NU melakukan aksi menolak kebijakan tersebut. Selain alasan yang sudah disebutkan, NU merasa kebijakan tersebut merugikan pendidikan Madrasah Diniyah.
Menanggapi seruan tersebut, Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah memsatikan pihaknya menolak kebijakan sekolah lima hari. Bahkan kiai kharimastik itu siap memobilisasi massa ke Jakarta jika aspirasi mereka tidak didengar.
Jumlah massa ia pastikan mampu melebihi aksi 212. “Itu jika aspirasi ini tidak ada tindak lanjut,” kata Mutawakkil seperti dikutip Kompas.com pada Rabu (9/8).
Ia karena itu meminta Presiden Joko Widodo untuk meninjau ulang kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. Untuk sementara aksi penolakan dilakukan dengan memasang spanduk dan baliho di Ponpes Zainul Hasan Genggong yang diasuhnya. [KRG]