PEMIMPIN UMAT Katolik sedunia, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza dalam pesan Misa Paskah. Ia juga membahas konflik di Eropa dan Timur Tengah, mengutuk perang sebagai sebuah hal yang absurd. Pesan itu disampaikan di depan puluhan ribu orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Vatikan.
“Anak-anak yang terjebak dalam perang, lupa bagaimana cara tersenyum,” ujar Paus.
Dalam pidatonya pada hari Minggu (31/3), Paus Fransiskus kembali meminta untuk dilakukan gencatan senjata segera dalam perang Gaza dan menyerukan akses terhadap bantuan kemanusiaan dipastikan ke Gaza.
Paus Fransiskus juga menyerukan bantuan bagi mereka yang menderita kerawanan pangan dan dampak perubahan iklim dan meminta semua orang yang memiliki tanggung jawab politik untuk menghentikan ancaman perdagangan manusia.
Sedangkan untuk perang di Ukraina, Paus punya pesan khusus. Ia mengatakan kedua belah pihak harus terlibat dalam pertukaran tahanan secara umum dan mendesak para pemimpin dunia untuk tidak memperluas perang.
Misa Paskah tahun 2024 ini diwarnai kekhawatiran mengenai kesehatan Paus Fransiskus. Paus terpaksa melewatkan acara-acara atau membatasi pidatonya karena kesehatan yang buruk. Namun pada Minggu Paskah ia tetap bisa menyampaikan pidato “Urbi et Orbi” secara lengkap dan tampil dalam kondisi yang baik sembari tersenyum dan melambai kepada orang banyak.
Sebelumnya, Paus Fransiskus membatalkan kebaktian Jumat Agung pada menit-menit terakhir untuk “menjaga kesehatannya” selama sisa perayaan akhir pekan.
Paus telah memimpin liturgi Pekan Suci, memimpin lima liturgi sejak Kamis, termasuk Vigili Paskah di Basilika Santo Petrus pada hari Sabtu yang berlangsung lebih dari dua jam.
Pengamat kepausan telah memantau dengan cermat kesehatan pria berusia delapan puluh tahun itu sejak tahun lalu, ketika dia menjalani operasi pada perutnya dan dirawat di rumah sakit karena bronkitis.
Paus telah dirawat di rumah sakit untuk menjalani tes dalam beberapa pekan terakhir. Dia juga mengandalkan para pembantunya untuk membacakan beberapa pidatonya pada saat dia menderita pilek, flu, atau serangan bronkitis.
Namun Paus Fransiskus juga telah menunjukkan tekad untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam Pekan Suci dan Paskah, yang merupakan waktu paling intens dalam setahun bagi Paus mana pun.
Paus menegaskan dia tidak punya rencana untuk mengundurkan diri dan memandang kepausan sebagai pelayanan seumur hidup. Dia sering menggunakan kursi roda karena masalah mobilitasnya, namun dia mengatakan kepada orang-orang bahwa dia memimpin gereja dengan kepala dan bukan kakinya. [PAR]