Koran Sulindo – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus meminta maaf atas kekerasan seksual dan upaya menutup-nutupi kejahatan itu oleh pelaku yang menjadi bagian dari Gereja Katolik. Dalam suratnya kepada korban kekerasan seksual di Chile pada 31 Mei lalu, Paus memastikan tidak akan pernah terjadi lagi kejahatan demikian.
“Ini membutuhkan kerja sama untuk menghasilakan budaya yang lebih baik sehingga menjadi nilai bersama bagi kita,” tulis Paus seperti dikutip teleSUR.
Dalam sesi lain di Vatikan, Paus bahkan meminta maaf dan pengampunan karena merasa gagal membela korban di tengah-tengah upaya para pastor dan publik menyudutkan korban. Paus juga mengkritik para uskup Irlandia karena dinilai tidak cukup serius menanggapi kasus kekerasan seksual itu pada 2010.
Dikatakan Paus, kurangnya perhatian kepada korban kekerasan seksual merupakan kegagalan terbesar gereja. Karena itu, proses hukum terhadap pelaku pun menjadi parsial sehingga memungkinkan pelaku-pelaku yang lain yang juga pengurus Gereja Kartolik bebas dari hukuman.
Itu sangat memalukan, kata Paus. “Saya harus mengatakannya, bahwa kami gagal memberi perhatian atau menanggapi kasus itu secara serius,” kata Paus. Kepada korban, Paus justru berterima kasih karena korban tetap bertahan dan gagah berani menuntut keadilan.
Untuk menuntaskan kasus kekerasan seksual di Chile yang diduga dilakukan Pastor Fernando Karadima, Paus mengirim Uskup Agung Charles Scicluna dan Jordi Bertomeu untuk menyelidikinya. Kedua uskup itu akan fokus pada keuskupan Osorno di Chile Selatan.
Berbekal laporan sekitar 2.300 halaman, kedua uskup akan bergerak maju untuk memberi perhatian serius kepada korban pelecehan seksual. Laporan ribuan halaman itu merupakan hasil dari wawancara dengan korban, saksi, dan anggota gereja.
Pada pertengahan Mei lalu, sekitar 34 uskup Chile mengundurkan diri setelah menghadiri pertemuan dengan Paus di Vatikan tentang dugaan pelecahan seksual di Amerika Selatan. Akan tetapi, surat pengunduran diri para usukup itu belum diterima Paus hingga hari ini.
Skandal pelecehan seksual ini merupakan kisah dari Pastor Fernando Karadima yang dinyatakan bersalah dalam penyelidikan Vatikan pada 2011. Ia dinyatakan melecehkan banyak anak laki-laki di Santiago periode 1970-an hingga 1980-an. Ia sekarang tinggal di panti jompo Chile dan selalu membantah melakukan kejahatan seksual.
Korban juga menuduh Uskup Juan Barros, mentor Pastor Fernando mengetahui dan menyaksikan hal tersebut, tapi tidak melakukan apa-apa untuk menghentikannya. Juan Barros bahkan berkeras menolak tuduhan tersebut. [KRG]