DALAM kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, kementeriannya akan bekerja keras serta menjalin kerja sama dengan kementerian dan lembaga yang lain untuk mencapai target penurunan angka stunting di Indonesia. Pemerintah, katanya, optimistis dana alokasi sebesar Rp 50 triliun akan mampu mengatasi penurunan prevalensi bayi penderita ganguan otak dan gangguan stunting hingga 28% pada tahun 2019 ini.

Anggaran itu sendiri dipecah ke beberapa kementerian dan lembaga, yakni Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, serta Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

“Dari data Riskesdas, stunting ini turun dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018. Tapi, WHO tetap meminta prevalensi tersebut agar di bawah 20 persen,” ujar Nila. Bahkan, tambah Nina, Presiden Joko Widodo secara langsung meminta angka tersebut terus turun dari 20% menjadi 10% hingga 0% atau tidak ada stunting.

Menurut Nila lagi, kementeriannya telah melakukan pemetaan daerah di Indonesia dengan tingkat stunting yang tinggi. Ada 160 kabupaten/ kota masih memiliki tingkat stunting yang tinggi.

Kementerian Kesehatan akan melakukan intervensi terhadap daerah-daerah tersebut. Caranya antara lain dengan mengutamakan akses air bersih, sanitasi, dan program kesehatan bagi bayi dan ibu hamil.

Untuk mengatasi masalah ini, Bank Dunia juga telah memberi pinjaman lunak senilai US$ 400 juta kepada Indonesia, dalam program “Investing in Nutrition and Early Years”. Pinjaman ini, menurut Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Panjaitan, merupakan bentuk apresiasi Bank Dunia terhadap Indonesia yang serius menangani masalah stunting.

“Bank Dunia mau bantu US$ 400 juta, tapi kita sendiri juga memberikan Rp 46 triliun untuk masalah stunting,” kata Luhut setelah rapat koordinasi pengentasan stunting di Kantor Wakil Presiden, 4 Juli 2018 lampau.

Dalam rapat koordinasi itu hadir Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. Ia mengungkapkan, Indonesia menjadi pilot project dalam penanganan kasus stunting.

Dinyatakan pula oleh Jim Yong Kim, Bank Dunia berkomitmen membantu Indonesia menangani masalah stunting. “Kami juga akan mencari berbagai teknologi untuk membantu mengatasi persoalan ini. Kami menjadikan Indonesia sebagai suatu contoh bagi dunia, bagaimana persoalan semacam ini dapat diatasi,” ujarnya. [PUR]