BANYAK modus yang dilakukan gerombolan pedofil untuk memangsa anak-anak. Yang sering dilakukan adalah memosisikan diri sebagai sosok pelindung bagi anak-anak. Itu sebabnya, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Susanto, menyerukan para orang tua agar meluangkan waktu berbagi cerita bersama anak sekaligus membangun kehangatan dengan mereka.

“Jangan sampai anak minus perhatian, sehingga mencari sosok lain yang ternyata kaum pedofil. Pedofil sering memosisikan diri sebagai sosok pelindung bagi anak, meski sejatinya itu modus kejahatan,” kata Susanto, 17 Maret 2017.

Selain itu, lanjutnya, orang tua sebaiknya mengajarkan anak untuk ekstra-hati-hati ketika berkomunikasi di jejaring sosial Internet. “Karena, tak sedikit pelaku pedofil menggunakan media sosial untuk mencari mangsa,” tuturnya.

Pastikan anak diberikan pemahaman agar tak menjadi korban gerombolan pedofil. Pastikan juga lingkungan keluarga dan sosial tidak abai terhadap gejala dan segala gerak-gerik pedofil yang berpotensi mencari korban.

Terkait hal itu, Kementerian Agama Republik Indonesia melalui akun Instagram-nya telah merilis sebuah video musik yang dapat digunakan orang tua untuk mengajari anaknya agar lebih waspada terhadap gerak-gerik orang asing yang hendak menyentuh mereka. Ditekankan dalam video tersebut, ada bagian-bagian tubuh anak yang tak boleh disentuh orang asing. Dengan media video musik yang interaktif tersebut diharapkan anak-anak akan lebih cepat paham dan dapat melindungi diri sendiri dari ancaman para pedofil. [PUR]