Koran Sulindo – Setelah mendengarkan presentasi dan melakukan tanya-jawab dengan 8 bakal calon (balon) Rektor UGM, akhirnya tim Senat Akademik UGM (Prof. Dr. Ir. Sudjarwadi, Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Prof. Dr. Ir. Indarto dan Prof. Dr. Ir. Putu Sudira) akhirnya berhasil menentukan 3 kandidat. Ketiga calon ini kemudian akan diserahkan kepada Majelis Wali Amanat (MWA).
“Seluruh proses seleksi dan pemilihan Rektor UGM berlangsung transparan, akuntabel, dan sesuai aturan yang ada,” tutur Ketua Panitia Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM, Prof. Indarto, DEA., Rabu (5/4).
Hasil penilaian dari Senat Akademik terhadap 8 balon Rektor UGM itu sebagai berikut : Prof. Ir. Panut Mulyono – Dekan Fakultas Teknik – mendapat nilai 47.521; Prof. Dr. Ir. Ali Agus, Dekan Fakultas Peternakan, (47.451; Dr. Erwan Agus Purwanto, Dekan FISIPOL (46.851; Dr. Drs. Paripurna, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni (46.019); Prof. Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, Rektor UGM (45.651); Prof. Dr. Ir. Nizam, Guru Besar Fakultas Teknik (46.1 49); Dr. dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, Mantan Dekan Fakultas Kedokteran (43.046) dan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (43.021).
Jika mengacu pada tingginya nilai yang diraih, maka 3 kandidat Rektor UGM periode 2017 – 2022 adalah Prof. Ir. Panut Mulyono, Prof. Dr. Ir. Ali Agus dan Dr. Erwan Agus Purwanto.
Dituturkan Indarto, sebelum tahapan penilaian oleh Senat Akademik, Panitia Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM telah menjaring aspirasi melalui Forum Aspirasi Masyarakat Universitas yang terdiri dari forum aspirasi dosen guru besar, dosen non guru besar, tenaga kependidikan, serta mahasiswa.
“Ini salah satu bukti keterbukaan itu. Jadi, nanti aspirasi yang masuk tentu akan jadi bahan dan masukan rektor terpilih,” ujarnya.
Indarto berharap semua pihak bisa ikut menjaga agar proses seleksi dan pemilihan Rektor UGM berjalan baik dan tidak terjebak pada rumor-rumor yang sifatnya spekulatif.
“Percaya sepenuhnya bahwa anggota Senat Akademik ini cerdas dan berintegritas sehingga tidak perlu lagi diragukan otonominya sebagai pemegang suara dalam menyeleksi kandidat. Maka, mari ciptakan suasana yang teduh, damai, dan berkeadilan,” tegas Indarto. [YUK]