Pansel: Tak Ada Persekongkolan dalam Pemilihan Rektor UGM

Para kandidat Rektor UGM 2017-2022, ketika masih ber-8/YUK

Koran Sulindo – Ketua Panitia Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM periode 2017-2022, Prof. Dr. Ir. Indarto, D.E.A., menepis isu miring yang beredar terkait dengan terpilihnya 3 kandidat dari 8 bakal calon rektor UGM dalam tahapan penilaian Senat Akademik.

“Semua berjalan transparan dan sesuai aturan,” kata Indarto, Minggu (16/4).

Diungkapkan Indarto, sebelum masuk penilaian oleh Senat Akademik, ke-8 bakal calon rektor ini Panitia Kerja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM telah menjaring aspirasi melalui Forum Aspirasi Masyarakat Universitas yang terdiri dari forum aspirasi dosen guru besar, dosen non guru besar, tenaga kependidikan, serta mahasiswa.

“Adanya tahapan ini merupakan bukti bahwa proses seleksi dan pemilihan Rektor UGM ini terbuka serta melibatkan masyarakat universitas,” katanya.

Indarto berharap semua pihak bisa ikut menjaga agar proses seleksi dan pemilihan Rektor UGM berjalan baik dan tidak terjebak pada rumor-rumor yang belum jelas. Semua pihak bisa mempercayakan kepada para anggota Senat Akademik maupun Majelis Wali Amanat (MWA) dalam proses pemilihan kali ini.

“Kita percaya sepenuhnya bahwa anggota Senat Akademik maupun MWA ini cerdas dan berintegritas sehingga tidak perlu lagi diragukan otonominya sebagai pemegang suara dalam menyeleksi kandidat. Kita ciptakan suasana yang teduh, damai, dan berkeadilan,” kata Indarto.

Indarto juga mengaku senang proses seleksi ini mendapat perhatian banyak kalangan, baik internal maupun eksternal, termasuk Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang terus memantau proses  seleksi dan pemilihan Rektor UGM.

Hal senada disampaikan anggota Panja Seleksi dan Pemilihan Rektor UGM, Dr. Arie Sujito. Arie melihat sejauh ini proses telah berlangsung baik dan berbagai tahapan dilalui secara transparan dan sesuai aturan. Ia berharap jangan ada spekulasi dengan rumor atau tuduhan yang tidak berdasar.

“Saya justru balik bertanya, apa yang dimaksud dengan tuduhan persekongkolan? Apa yang dilanggar dari aturan mainnya? Catat ya, jangan meremehkan Senat Akademik dan Majelis Wali Amanah dengan mencurigai macam-macam. Mereka ini insan-insan akademik terdidik perwakilan berbagai komponen masyarakat kampus. Mari kita jaga suasana kondusif yang sudah ada dengan baik,” kata Àrie.

KASN Memantau

Sementara itu Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Prof. Dr. Sofian Effendi mengaku selalu memantau proses seleksi pemilihan rektor UGM.

Sejauh ini KASN belum mendapat laporan adanya kecurangan. Dan bila ada laporan adanya kecurangan, maka pihaknya bisa memberikan rekomendasi kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) untuk membatalkan atau mengulang proses seleksi.

“Kalau ada bukti ada kecurangan atau persekongkolan ya bisa diulang,” tutur Sofian Effendi.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, tiga kandidat calon  Rektor UGM yang dinyatakan lolos seleksi di tingkat Senat Akademik (SA) pada Rabu (5/4), adalah Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., Dr. Erwan Agus Purwanto. Ketiga Calon Rektor ini akan mengikuti proses seleksi di tingkat Majelis Wali Amanat (MWA) pada Senin (17/4).

Sementara itu salah satu bakal calon yang tak lolos seleksi penilaian Senat Akademik, Dr. Drs. Paripurna, mengaku biasa saja. “Ya nggak masalah. Tentu ada yang lolos dan tak lolos,” ujarnya.

Ketika disinggung soal isu persengkokolan, Paripurna tersenyum. “Biasa to, setiap ada pemilihan akan ada isu seperti itu,” kata Paripurna.

Paripurna menilai 3 kandidat yang lolos dari penilaian Senat Akademik adalah sama-sama berpeluang.

“Ketiganya sama kuat dan sama-sama punya peluang,” ujar Paripurna. [YUK]