koransulindo.com – Istilah palmistri sudah dikenal sejak lama sebagai ilmu meramal nasib lewat telapak tangan, dengan media utama garis tangan. Sesungguhnya palmistri sangat luas. Ilmu atau seni ini mencakup juga bentuk tangan, warna tangan, bentuk kuku, bentuk jari sampai sidik jari.
Banyak orang percaya palmistri sebagai seni menganalisis keberuntungan bisa mengetahui potensi diri manusia. Keuangan, jodoh, karier, usaha, dan kesehatan, misalnya, bisa diketahui atau diprediksi lewat garis tangan. Di dunia Barat, palmistri disebut Chirology. Di Tiongkok disebut Shou xiang. Ada dua pendekatan utama terkait praktik ini, yakni Chiromancy, berurusan dengan garis-garis pada telapak tangan, dan Chirognomy, berkaitan dengan warna, bentuk, dan tekstur telapak tangan serta jari-jari.
Istilah ‘garis tangan’ sering dipakai untuk menyebutkan nasib seseorang. Memang ‘garis tangan’ dia begitu, istilah seperti ini sering kita dengar.
Palmistri sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Temuan gambar cap tangan manusia terdapat di dinding Gua Chauvet Pont d’Arc, Prancis Selatan dan di El Castillo, Spanyol. Lukisan-lukisan itu diperkirakan dibuat sekitar 30.000-40.000 tahun silam. Selain itu, ahli arkeologi menemukan cetakan tangan dari batu, kayu, dan gading dari aneka kebudayaan dunia.
Di Indonesia lukisan cap tangan purba ditemukan di beberapa lokasi, antara lain di Leang-leang, Maros, Sulawesi Selatan dan di kawasan karst Sangkulirang, Kalimantan Timur. Keduanya juga ditafsirkan berasal dari kebudayaan manusia lebih dari 30.000 tahun lalu.
Ramalan atau seni menganalisis nasib manusia ini dikenal di banyak negara. Ada tiga negara yang dianggap unggul dalam ilmu palmistri. Dunia Barat mengenal palmistri Yunani, sementara Dunia Timur mengagungkan palmistri India dan palmistri Tiongkok.
Palmistri Yunani dikaitkan dengan mitologi kuno dan planet, seperti Apollo, Yupiter, dan Saturnus, dengan tanda zodiak seperti Cancer dan Leo. Astrologi Yunani yang menggunakan tahun matahari, memang amat berperan untuk penganalisisan. Palmistri India dikaitkan dengan Astrologi India dan kitab-kitab kuno. Nama-nama planet Barat juga digunakan di sini.
Palmistri Tiongkok menggunakan metode lima unsur. Kelima unsur itu adalah kayu, api, tanah, logam, dan air. Kelimanya bisa saling mendukung, bisa saling menghancurkan. Unsur yang saling mendukung: kayu menghidupkan api, api mengeraskan tanah, tanah menghasilkan logam, logam mengandung air, dan air menyirami kayu. Unsur yang saling menghancurkan: kayu merusak tanah, tanah membendung air, air memadamkan api, api melelehkan logam, dan logam memotong kayu. Peran ‘bukit’ atau ‘gunung’ pada telapak tangan juga diperhitungkan untuk analisis. Keistimewaan astrologi Tiongkok adalah menggunakan tahun matahari dan tahun bulan.
Konsep Barat dan Konsep Timur memiliki sedikit perbedaan. Ada peramal yang melihat tangan pasif. Artinya, kalau kita biasa menggunakan tangan kanan untuk akitivitas maka tangan kiri yang dianalisis. Ada yang menganggap tangan kiri untuk melihat masa lalu, sementara tangan kanan untuk melihat masa kini dan masa depan. Ada juga yang memandang tangan kiri untuk kaum wanita dan tangan kanan untuk kaum pria.
Pada telapak tangan manusia terdapat beragam garis. Sebanyak manusia di bumi, sebanyak itu pula jumlah garis tangan. Tidak ada yang sama persis, meskipun saudara kembar. Kalau mirip bisa terjadi. Garis tangan memang unik.
Ada tiga garis mayor pada tangan, yakni garis kehidupan, garis kepala, dan garis hati. Masing-masing dikenal dengan nama lain. Sebagai contoh, garis kepala dikenal sebagai garis intelek atau garis karier. Garis hati sering disebut garis perasaan atau garis emosi. Yang jelas, apa pun namanya tafsiran tetap sama. Di luar itu ada sejumlah garis minor, seperti garis nasib, garis anak, garis jodoh, garis intuisi, dan garis kesehatan. Juga kadang memiliki nama lain.
Nasib manusia tentunya bisa berubah sesuai upaya kita dalam kehidupan. Faktor psikologis dan pikiran sangat berpengaruh pada perubahan garis tangan. Nasib kita memang seperti roda berputar, tidak selalu di atas atau di bawah. Bagian telapak tangan yang tidak bisa berubah adalah sidik jari. Karena itu sidik jari menjadi identitas setiap individu, antara lain sebagai pengganti tanda tangan atau untuk mengidentifikasi korban kecelakaan.
Dulu tabib-tabib di Tiongkok kuno memanfaatkan palmistri untuk mendeteksi penyakit. Sampai sekarang pun masih banyak yang percaya. Tangan juga berfungsi sebagai kekuatan penyembuhan, demikian tulis Mantak Chia (1997). Dengan mengetahui titik-titik utama dan jari tangan, kita bisa merangsang dan mempertahankan organ-organ tubuh agar berfungsi dengan baik.
Telapak tangan merupakan muara semua energi Qi (Chi). Telapak tangan adalah sumber daya kehidupan yang disalurkan, baik untuk menyembuhkan orang lain atau diri sendiri. Mantak Chia memberikan gambaran kalau Garis Kehidupan mewakili sistem pencernaan dan pernafasan, Garis Intelek mewakili sistem syaraf, dan Garis Emosi mewakili sistem sirkulasi dan pembuangan.
Selama berabad-abad dunia kedokteran Barat, menurut Lori Reid (1995), telah mengenali nilai diagnostik dari tanda-tanda yang ditemui pada tangan. Bahkan terdapat informasi yang lebih khusus yang dapat dibaca dari tangan tentang kesehatan fisik dari tubuh.
Kita bisa membaca sendiri telapak tangan tanpa memerlukan bantuan orang lain. Banyak sumber referensi yang bisa dipelajari, mulai dari buku hingga laman. Namun, perlu waktu bertahun-tahun untuk memahami sekaligus menganalisisnya. [DS]
Baca juga: