Artikel ini mengenang keberanian dan pengorbanan Riyanto, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU), yang menjadi pahlawan sejati pada malam Natal tahun 2000 di Gereja Sidang Jemaat Pentakosta di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur.
Tragedi kemanusiaan pada malam Natal tahun 2000 di GSJPDI Eben Haezer, Mojokerto, mengangkat nama Riyanto sebagai pahlawan yang berkorban untuk menyelamatkan ratusan nyawa dari ancaman bom Natal. Riyanto, anggota Banser NU, menunjukkan keberanian luar biasa dalam situasi panas antar-agama yang dipicu oleh konflik antara umat Kristen dan Islam di Ambon pada tahun 1999.
Dalam konteks konflik tersebut, sejumlah tokoh Islam garis keras berharap agar Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengirim Banser ke Ambon untuk membantu kelompok Islam. Meskipun mendapat desakan tersebut, Gus Dur memilih jalur tengah dengan tujuan meredakan konflik dan melihat semua umat sebagai warga negara Indonesia yang wajib dilindungi.
Riyanto, bersama Banser di Mojokerto, mendapat tugas menjaga gereja-gereja atas perintah Gus Dur demi kemanusiaan. Pada suatu malam menjelang Natal, mereka mendapatkan laporan mengenai bungkusan hitam mencurigakan di sekitar GSJPDI Eben Haezer. Tanpa ragu, Riyanto dan rekan-rekannya mengecek isi bungkusan tersebut, yang ternyata berisi rangkaian kabel menyerupai bom.
Dengan tekad melindungi ratusan jemaat gereja, Riyanto membawa bom tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Namun, karena keberaniannya, bom itu meledak saat hendak dibuang lebih jauh. Riyanto meninggal akibat ledakan tersebut, tetapi tindakannya berhasil menyelamatkan banyak nyawa di sekitarnya.
“Sosok yang tak pernah dilupakan dan menjadi panutan anggota Banser. Riyanto juga menjadi teladan yang luar biasa dan itu lahir dari seorang Banser,” kata Ketua GP Ansor Kota Mojokerto, Ahmad Saifulloh.
Penghargaan atas jasa Riyanto tak hanya sebatas kenangan, namanya diabadikan sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Pemerintah Kota Mojokerto juga membangun gapura megah di Jalan Riyanto sebagai tanda penghormatan atas pengorbanannya. Pada tahun 2020, PP GP Ansor memberikan gelar Pejuang Kerukunan Umat Beragama sebagai pengakuan atas jasanya yang luar biasa.
Hingga kini, Riyanto tetap dikenang sebagai pahlawan kemanusiaan yang berani mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan orang lain dari ancaman bom Natal. Semangat dan dedikasinya terus menginspirasi anggota Banser dan masyarakat luas untuk memperjuangkan perdamaian dan persatuan ditengah perbedaan. [Ulfa Nurfauziah]