Henry Sy, orang terkaya di Filipina meninggal dunia di usia 94 tahun [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Orang terkaya di Filipina dikabarkan meninggal dunia dalam usia 94 tahun. Ia adalah Henry Sy, seorang imigran yang berasal dai Xiamen, Tiongkok. Ia seorang pria yang membangun bisnisnya dari tidak punya apa-apa hingga menjadi orang terkaya di sana.

Channel News Asia pada Sabtu (19/1) menyebutkan, Sy dikabarkan meninggal dunia pada hari ini. Sy memiliki aset antara lain pusat perbelanjaan, hotel, bank, properti dan juga pusat perbelanjaan di Tiongkok.

Forbes mencatat kekayaan bersih Sy diperkiraan mencapai US$ 19 miliar. Karena kekayaannya itu, ia menjadi orang terkaya ke-52 di dunia pada tahun lalu. Mengalahkan orang-orang yang populer seperti Elon Musk, Rupet Murdoch dan George Soros.

Dalam keketerangan resmi yang disampaikan induk kelompok usahanya, Sy meninggal dunia dengan tenang dan tidurnya pada Sabtu pagi. Tak ada penjelasan detail apa penyebab kematiannya.

Semasa merintis usahanya, Sy mengawalinya dengan mendirikan toko sepatu pertamanya di Manila pada 1956. Bisnisnya itu lalu bertumbuh menjadi kerajaan dengan beragam jenis. Ia memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya pada 2017 dan menyerahkannya kepada mitra serta anak-anaknya.

Sy bercerita, dalam wawancaranya dengan Philippine Star pada 2006, awalnya toko sepatu milik keluarganya itu sangat kecil. Tokonya itu sekaligus menjadi tempat tinggal keluarganya. Saking kecilnya, keluarganya baru bisa tidur apabila tokonya sudah ditutup.

Seperti bisnis pada umumnya, kadang bisa tumbuh, kadang bisa jatuh. Setelah Perang Dunia II usai, ayah Sy memilih untuk kembali ke Tiongkok. Sedangkan, ia memilih bertahan di Filipina. Ia sempat mengenyam kuliah dan menyabet gelar bisnis dari Univesitas Manilia.

Ia kemudian melanjutkan untuk berbisnis sepati dan berkembang menjadi toko sepatu retail bernama “ShoeMart”. Lalu, pada 1972, toko-tokonya berkembang pesat dan memiliki cabang-cabang dengan menjual beragam produk. Karena perkembangan ini, Sy lantas mengubah nama tokonya menjadi SM Department Store.

Lebih dari satu dekade kemudian, tepatnya pada 1985, Sy membuat sejarah dengan membuka supermall pertama di Manila. Dengan luas sekitar 42 hektare, supermall ini terdiri atas berbagai gerai, bioskop, restoran, bank dan objek wisata sehingga menjadikannya sebagai toko serba ada untuk jutaan orang Filipina.

Itulah awalnya. Sejak itu, berbagai mal raksasa milik Sy kemudian berdiri di berbagai wikayah Filipina. Lalu, perusahaan induk Sy, SM Investment Corp membuka pusa perbelanjaan pertama di Tiongkok pada 2001. Keseluruhan Sy saat ini sudah memiliki 70 mal di Filipina dan 7 di Tiongkok. Juga ada 6 dan 8 gedung perkantoran.

Gurita bisnis Sy bukannya tanpa kritik. Serikat buruh di Filipina acap mengkritik Sy karena memperkerjakan ribuan karyawan dan buruh kontrak sebagai bagian pelaksanaan politik upah murah. Kelompok usaha Sy menolak tuduhan itu. Mereka disebut hanya kerap mempekerjakan buruh musiman untuk musim Natal, akhir pekan dan sekolah. [KRG]