{Foto: freepik]

Kehadiran Hari Perdamaian Internasional (International Day of Peace), atau, yang secara tak resmi disebut juga sebagai Hari Perdamaian Dunia (World Peace Day), diputuskan secara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada 1981. Resolusi ini disponsori oleh Britania Raya dan Kosta Rika, dan dikeluarkan sebagai Resolusi 36/37 PBB.

Awalnya, belum ada tanggal tertentu sebagai kepastian hari peringatan. Sejak peringatan pertamanya pada 1982, diselenggarakan pada hari Selasa ketiga September, sesuai dengan saat dibukanya Majelis Umum PBB. Perubahan terjadi pada 2002, dengan ditetapkannya 21 September sebagai hari pasti untuk Hari Perdamaian Internasional.

Dengan ditetapkannya tanggal tersebut, diharapkan akan diperingati di zona pertempuran di manapun juga di dunia, dengan mengadakan gencatan senjata dan tanpa ada kekerasan sekurangnya selama 24 jam. Periode yang diperlukan terutama untuk akses bantuan kemanusiaan mencapaI zona-zona pertempuran.

Sebagai peringatan, Hari Perdamaian Internasional didekasikan untuk memperingati dan memperkuat cita-cita perdamaian di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia. Demi berakhirnya perang dan kekerasan. Sejak pertama kali diperingati pada 1982, banyak negara, kelompok politik, militer, dan masyarakat yang menjadikannya sebagai peringatan tahunan.

Pada 2013, untuk pertama kalinya Hari Perdamaian Internasional didedikasikan oleh Sekretaris Jenderal PBB untuk pendidikan perdamaian. Sebagai sarana pencegahan yang penting, demi mengurangi peperangan yang berkelanjutan.

Setiap tahun PBB memberi tema untuk perayaan Hari Perdamaian Dunia. Pada 2021 ini, temanya adalah Recovering better for an equitable and sustainable world (Memulihkan dengan lebih baik untuk dunia yang adil dan berkelanjutan.) Sebuah tema yang berkaitan dengan situasi pandemi Covid-19. Sebagaimana yang dijelaskan PBB di laman resminya, pada 2021 dunia berusaha untuk memulihkan diri dari bencana Covid-19.

[Foto: Istimewa]
Dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Internasional, setiap pagi pada 21 September, sebuah lonceng raksasa di Markas Besar PBB di New York ditabuh bertalu-talu. Lonceng ini berbobot 116 kilogram, dengan tinggi 1 meter dan diameter 0,6 meter. Terbuat dari leburan koin yang dikumpulkan oleh anak-anak dari seluruh dunia, kecuali Afrika, dan didonasikan oleh degelasi 60 negara dalam Konferensi Umum Asosiasi PBB di Paris, Prancis, pada 1951.

Lonceng tersebut diproduksi oleh Tada Factory dari Jepang. Dicetak oleh Chiyoji Nakagawa, berdasarkan model Lonceng Perdamaian Banzai yang pernah dibuatnya untuk Kuil Uwajima di Jepang. Pada 8 Juni 1954, meski belum resmi menjadi anggota PBB, pemerintah negara Sakura itu menyerahkan lonceng tadi kepada PBB. [NiM]