Koran Sulindo – Rupiah disebut akan tetap tahan kendati nilai tukar dolar terus menguat. Saat ini nilai tukar rupiah anjlok menjadi Rp 14 ribu per dolar. Akan tetapi, publik diminta tidak panik karena berdasarkan simulasi, rupiah sanggup menahan dolar hingga mencapai Rp 20 ribu per dolar.
Uji ketahanan tersebut, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, sudah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuannya adalah menilai ketahanan perbankan terhadap gejolak rupiah walau simulasi tersebut belum tentu akan terjadi.
“Kebijakan stress test rupiah untuk perbankan tidak akan membuat pasar goyah. Apalagi itu hanya simulasi untuk mengkaji ketahanan rupiah,” tutur Darmin seperti dikutip merdeka.com pada Senin (7/5).
Darmin memastikan, uji ketahanan rupiah itu hanya untuk mengetahui kekuatan perbankan. Bukan berarti OJK ingin itu terjadi. Soal nilai tukar rupiah itu juga berdampak kepada sektor energi karena kebutuhan energi terutama bahan bakar minyak kita sebagian besar dipenuhi lewat impor.
Mengenai ini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar belum mengetahui pasti tentang penguatan dolar itu. Soal kebutuhan BBM, kata Arcandra, yang paling tahu adalah PT Pertamina (Persero). Ia juga belum tahu apakah karena nilai tukar rupiah itu akan ada revisi terhadap asumsi nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah di APBN.
Lantas apakah kelak akan ada tambahan subsidi BBM karena nilai tukar rupiah itu? Arcandra menolak untuk menjawabnya karena yang berwenang menjelaskan hal itu adalah Kementerian Keuangan.
OJK lewat uji ketahanan rupiah memastikan kondisi perbankan akan tetap aman kendati nilai tukar rupiah terus melemah. Kepastian itu disampaikan OJK berdasarkan hasil simulasi terkait dengan kondisi pelemahan rupiah.
Di samping soal nilai tukar rupiah, OJK juga uji ketahanan terhadap suku bunga. Uji ketahanan tersebut dengan menaikkan suku bungan kredit dalam batas tertentu. Hasilnya: perbankan Indonesia dinilai masih cukup kuat. [KRG]