Negosiasi Perang Dagang Alami Kemajuan, Trump Puji Delegasi Tiongkok

Ilustrasi perang dagang AS vs Tiongkok [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Untuk mengakhiri perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, maka pemimpin kedua dinilai harus bertemu berkali-kali. Terlebih negosiasi kedua negara sesungguhnya mengarah kepada mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung selama 7 bulan.

Presiden Donald Trump ketika berpidato di Gedung Putih mengatakan, setelah pembicaraan selama 2 hari antara perwakilan AS dan Tiongkok tentang penyelesaian perang dagang, maka ada kemungkinan ia akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Pertemuannya dengan Jinping kemungkinan akan dilakukan sekaligus dengan rencana pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada akhir Februari nanti.

Seperti dilaporkan South China Morning Post pada Jumat (1/2), Trump memuji Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Liu He dan anggota delegasi ketika berkunjung ke Washington untuk menegosiasikan perang dagang. Hasilnya disebut Trump mengalami kemajuan luar biasa. Terlebih negosiasi disebut segera akan mencapai kesepakatan. Kedua negara sepakat akan menuntaskan negosiasi perang dagang ini pada awal Maret 2019.

Mengutip perkataan Liu, menurut Trump, Tiongkok sudah membeli kedelai AS sebanyak 5 juta ton per hari. Jumlah itu, kata Trump, akan membuat petani AS berbahagia. Liu juga membawa surat dari Jinping dan berjanji akan tetap menjaga komunikasi dengan pemerintah AS. Dalam suratnya, Jinping mengakan “Seperti yang sering saya katakan, saya merasa kita sudah saling mengenal sejak lama, sejak pertama kali kita bertemu.”

“Saya menghargai hubungan kerja sama yang baik dan persahabatan secara pribadi dengan Anda (Trump). Saya menikmati pertemuan dan komunikasi melalui telepon dimana kami sering membicarakan banyak hal,” tulis Jinping dalam suratnya.

Soal surat itu, Trump menyebutnya sebagai surat yang “indah”.

Dalam pertemuan antara perwakilan AS dan Tiongkok, mereka membicarakan beberapa hal meliputi bagaimana perusahaan-perusahaan AS yang berinvestasi di Tiongkok mengalihkan teknologinya kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok. Lalu, kedua negara juga menekankan pentingnya melindungi dan menegakkan hak kekayaan intelektual di Tiongkok serta menghilangkan penerapan tarif terhadap produk-produk AS ke Tiongkok. Pembicaraan kedua negara rencananya akan dilakukan lagi pada bulan depan. [KRG]