Bendera negara Nauru/Foto: (Getty Images/iStockphoto/ffikretow)

Setiap negara memiliki hari bersejarah yang menjadi tonggak identitas dan kebanggaan nasional. Bagi Nauru, tanggal 31 Januari bukan sekadar penanda kemerdekaan, tetapi juga refleksi atas perjuangan panjang rakyatnya dalam menentukan nasib sendiri. Sebagai sebuah pulau kecil di Pasifik, Nauru memiliki kisah unik tentang kolonialisme, perjuangan, dan ketahanan warganya dalam menghadapi berbagai tantangan sejarah. Bagaimana perjalanan negara ini hingga mencapai kemerdekaan? Mari kita telusuri lebih dalam.

Sejarah Kemerdekaan Nauru

Dilansir dari laman National Today, setiap tanggal 31 Januari, rakyat Nauru memperingati Hari Kemerdekaan mereka dengan penuh semangat. Hari ini menandai momen bersejarah ketika Republik Nauru secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1968. Selain itu, tanggal ini juga memperingati 22 tahun kepulangan warga Nauru dari Truk (sekarang dikenal sebagai Laguna Chuuk) setelah mengalami deportasi selama Perang Dunia II.

Sebelum merdeka, Nauru mengalami berbagai periode penjajahan. Pada akhir abad ke-19, Jerman menguasai pulau kecil ini setelah menemukan cadangan fosfor yang melimpah. Setelah Perang Dunia I, Nauru berada di bawah kekuasaan bersama Australia, Selandia Baru, dan Inggris. Namun, selama Perang Dunia II, Jepang menduduki pulau ini dan menggunakan Nauru sebagai landasan udara strategis. Mereka juga mendeportasi sekitar 1.200 penduduk asli ke Laguna Chuuk sebagai buruh paksa.

Setelah Jepang kalah, Nauru kembali berada di bawah administrasi Australia hingga akhirnya mendapatkan kemerdekaannya pada 31 Januari 1968. Sejak saat itu, tanggal ini menjadi hari bersejarah yang dirayakan oleh seluruh rakyat Nauru dengan penuh kebanggaan.

Makna Simbol Nasional

Bendera nasional Nauru memiliki makna yang mendalam tentang sejarah dan geografi negara ini. Dengan latar belakang biru yang melambangkan Samudra Pasifik, garis emas yang mewakili garis khatulistiwa, serta bintang putih dengan 12 titik yang melambangkan 12 suku asli Nauru, bendera ini menjadi simbol penting bagi warga Nauru. Warna putih pada bintang juga melambangkan fosfat, sumber kekayaan utama negara tersebut.

Selain itu, lagu kebangsaan Nauru berjudul Nauru Bwiema juga menjadi bagian penting dari identitas nasional. Liriknya ditulis oleh Margaret Hendrie pada tahun 1962, sementara musiknya digubah oleh Laurence Henry Hicks.

Meskipun Nauru merupakan negara kecil dengan luas hanya 13 mil persegi, keindahan laut dan pantainya menjadikannya salah satu destinasi favorit bagi wisatawan. Pulau ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan serta budaya yang kaya, menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dan identitas Pasifik.

Hari Kemerdekaan Nauru bukan hanya sekadar peringatan atas kebebasan dari penjajahan, tetapi juga menjadi ajang untuk merayakan warisan budaya, keberanian, dan ketahanan rakyatnya. Dengan semangat kebangsaan yang kuat, Nauru terus melangkah maju sebagai negara merdeka di tengah tantangan zaman. [UN]