Mutiara Laut Indonesia Sebagai Sumber Devisa

Ilustrasi, hasil mutiara Indonesia.

KEUNIKAN dari Mutiara Laut Selatan asal Indonesia ini terletak pada keindahan kilau cahayanya. Pada kenyataannya jenis ini mengungguli jenis mutiara lainnya seperti black pearl, akoya pearl, dan mutiara air tawar dari negeri tirai bambu.

Kilauan south sea pearl menjadi demikian indah disebabkan oleh ukuran trombosit aragonite yang ada pada kerang. Ukuran tersebut ternyata membentuk mutiara yang berukuran lebih besar dan memiliki lapisan luar tebal sekaligus rata. Hal tersebut juga yang pada akhirnya bisa menyebabkan harga mutiara jauh lebih mahal.

Keunikan tersebut bisa juga terjadi karena perairan Indonesia yang unik, memiliki nutrisi sempurna untuk pertumbuhan kerang penghasil mutiara. Tipe air laut hangat dan mempunyai kandungan plankton yang banyak menjadi keunggulan tersendiri untuk menunjang perkembangan kerang pinctada maxima ini.

Wilayah Penghasil Mutiara di Indonesia

Raja Ampat. Papua dikenal sebagai mutiara dan permata bagi Indonesia. Di Papua terdapat daerah pembudidayaan mutiara yang menjadikannya komoditas paling mahal di dunia. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat, tepatnya di Pulau Batanta, anda dapat menyelam sembari ikut membantu memanen mutiara. Di daerah tersebut ada banyak kerang yang dapat dipanen. Akan tetapi, di dalam kerang hanya ada 1 buah mutiara. Prosesnya pun membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 4 tahun terhitung sejak masa pembenihan.

Banyuwangi. Selain dikenal menjadi daerah penghasil komoditas pertanian berupa kelapa dan manggis yang bisa tembus hingga pasar internasional. Ternyata Banyuwangi juga memiliki potensi budidaya mutiara. Di daerah Teluk Banyu Biru terdapat sekitar 140.000 kerang di perairan dengan luas 400 hektar. Dalam kurun waktu satu tahun, Banyuwangi dapat menghasilkan mutiara di atas 120 kilogram yang diekspor ke Australia.

Lombok. Juga menjadi salah satu daerah penghasil mutiara. Bahkan mutiara yang berasal dari Lombok sudah mendunia. Mutiara dari daerah ini dihasilkan dari kerang yang ada di air laut maupun air tawar. Mutiaranya berkilau dan memiliki ukuran yang besar. Mutiara dari Lombok ini juga dikenal sebagai mutiara terbaik yang ada di dunia, bahkan mutiara Lombok mempunyai 27 warna khas. Hal inilah yang menjadi faktor banyaknya peminat mutiara dari Lombok.

Buleleng. Potensi kelautan di Bali memang dikenal kaya akan mutiara, salah satunya di Buleleng. Bahkan pihak pemerintah telah membina sejumlah kelompok untuk membudidayakan mutiara. Ada kelompok yang anggotanya terdiri atas nelayan dan menjalin kerja sama dengan perusahaan asing yang terjun dalam budidaya mutiara. Pembinaan tersebut berada di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan daerah setempat. Dalam melaksanakan pembinaan tersebut diterapkan empat buah pilar, di antaranya para ahli, pemerintah, dan swasta yang memberikan arahan dan bimbingan pada nelayan, serta masyarakat. Namun proses pengolahan mutiara disini hanya sampai di tingkat sepat. Setelah itu, proses pengolahan dilanjutkan di pusat pengolahan mutiara di Papua.

Setengah Pasokan Mutiara Laut Selatan Dunia dari Indonesia

Data statistik KKP menunjukkan bahwa produksi Mutiara Laut Selatan atau south sea pearl di seluruh dunia ini setiap tahunnya mencapai 12 ton. Dan 50 persennya ternyata hasil dari laut Indonesia. Keunikan mutiara ini mampu mendongkrak keinginan pasar dunia dengan harga mengagumkan. Yaitu 2,8 juta setiap butir berukuran 8 -22 mm.

Komoditas ekspor sumber daya kelautan Indonesia memang memiliki suatu prospek pengembangan yang sangat baik terutama hasil laut berupa mutiara. Kondisi ini didukung dengan banyaknya permintaan pasar dengan harga yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun secara signifikan. Sehingga menghasilkan penambahan devisa dengan jumlah penghasilan sangat besar.

Indonesia pun menjadi produsen terbesar penghasil mutiara laut sejak tahun 2005. Bahkan menguasai 50 persen dari jumlah total produksi mutiara di dunia dengan nilai ekspor mencapai US $ 29 juta. Nilai ini terus ditingkatkan karena Indonesia memiliki pendukung seperti area budidaya, peralatan, dan tenaga kerja.

Mutiara dunia didominasi oleh empat jenis. Pertama Mutiara Laut Selatan atau south sea pearl berada di Indonesia, Filipina Myanmar dan Australia dengan total produksi mencapai 10-13 ton. Separuh dari total tersebut berasal dari perairan Indonesia yang luas ini. Kedua ada fresh water pearl yang ada di negara China dengan total produksi mencapai 1500 ton. Di posisi ketiga ada akoya pearl dengan produsen negara China dan Jepang mencapai 15-20 ton. Dan keempat ada black pearl dari Tahiti yang mencapai 10 ton mutiara dalam setahun. [S21]